Oleh Mia Angeline
Bermimpi Melanjutkan Studi ke Eropa? Jangan lewatkan EHEF Indonesia 2018, pameran pendidikan tinggi Eropa terbesar di Indonesia yang paling dinanti-nanti. Segera daftarkan dirimu sebagai peserta dalam perhelatan akbar EHEF 2018 secara GRATIS di sini.
Di akhir tahun 2018 ini, EHEF Indonesia 2018, pameran pendidikan terbesar di Indonesia, akan diselenggarakan di tiga kota di Indonesia.
Event ini dapat membantu kalian, para pemburu beasiswa, yang sedang merencanakan untuk studi di Eropa, seperti kisah dari Grace Permatasari Tandipayuk di bawah ini.
Baca juga: Apa Itu EHEF Indonesia 2018?
Grace lahir di Kendari dan mengambil kuliah S1 Jurusan Psikologi di Universitas Brawijaya, Malang. Dukungan untuk melanjutkan kuliah S2 ke luar negeri datang pertama kali dari keluarga. Namun karena Grace tidak ingin membebankan orang tua, Gracepun sudah mantap mencari beasiswa untuk kuliah S2.
Grace lulus S1 pada tahun 2014, dan mulai menyiapkan diri untuk S2. Jurusan yang diminati Grace adalah Manajemen, alasan utamanya agar setelah lulus Grace bisa membantu usaha orang tuanya di Kendari. Sekarang ini Grace telah menempuh S2 Jurusan Master in Management (MIM) di Maastricht School of Management (MSM), Belanda. Dan didanai oleh Orange Tulip Scholarship (OTS), yang meng-cover seluruh tuition fee selama S2.
Setelah lulus, Grace kembali ke Kendari dan membuka lembaga kursus bahasa inggris. Ilmu manajemen yang dipelajari selama di Maastricht School of Management (MSM) langsung diaplikasikan di Indonesia.
Grace mengalami jatuh bangun, terutama untuk lulus persyaratan IELTS. Totalnya Grace gagal dalam tes IELTS sebanyak 5 kali! Bayangkan, skor tes IELTS pertama Grace hanya 4.5, sedangkan rata-rata persyaratan beasiswa adalah 6.5.
Skor IELTS rendah malah memacu Grace untuk kursus bahasa inggris intensif selama 6 bulan di New Zealand. Selama kursus ini, Grace diajari academic English, membaca jurnal ilmiah, hingga kepercayaan diri untuk mengobrol dengan orang asing. Pulang dari New Zealand, Grace berhasil mendapatkan skor IELTS 6.5.
Tetapi perjuangan dan tantangan tidak berhenti sampai di sana. Selama dua tahun berikutnya Grace mencari beasiswa namun gagal.
Pada masa ini Grace mengakui lebih besar keinginannya untuk kuliah di Inggris daripada di Belanda. Terutama karena kurangnya publikasi kuliah di Belanda dibanding ke Inggris. Jadi sewaktu pameran EHEF Indonesia 2016, Grace apply ke 5 universitas di Inggris dan hanya 1 universitas di Belanda.
Ternyata satu universitas di Belanda inilah yang akhirnya menerima Grace, universitas tersebut adalah Maastricht School of Management.
Untuk daftar lengkap Beasiswa Kuliah ke Belanda, klik di sini.
Ketika datang ke EHEF Indonesia pada 8 November 2016, Grace sudah fokus ke perwakilan dari Inggris dan Belanda. Pada pameran tersebut, Grace mendapatkan informasi kalau pendaftaran untuk Maastricht School of Management akan ditutup pada 15 Desember dan meninggalkan kontak email di booth universitas tersebut.
Untuk persiapan aplikasi ini, Grace harus mengambil tes IELTS kembali. Karena skor IELTS-nya yang lalu sudah habis masa berlakunya (skor IELTS hanya berlaku untuk 2 tahun). Di tes kali ini Grace berhasil mendapatkan skor 6.5 kembali walaupun nilai untuk reading dan speaking menurun. “Universitas ingin skor IELTS yang berlaku minimal satu tahun kedepan setelah masuk kuliah,” tuturnya.
Pada 3 Januari 2017, Grace mendapatkan kabar gembira kalau aplikasinya diterima oleh Maastricht School of Management. Selain itu perwakilan universitas juga memberikan informasi melalui email kalau ada beasiswa dari Orange Tulip Scholarship yang available untuk Grace. Beasiswa OTS ini hanya tersedia untuk beberapa negara saja, salah satunya untuk mahasiswa dari Indonesia.
Setelah pengumuman di awal Januari, pihak kedutaan Belanda langsung menghubungi Grace untuk tandatangan beasiswa. Mengurus visapun tergolong cepat, hanya 3 hari visa Grace sudah jadi. Pada tanggal 11 February 2017, Grace sudah ada di Belanda dan resmi menjadi mahasiswa S2 di Maastricht School of Management. “Semua ini adalah keajaiban Tuhan,” tutur Grace.
Untuk info lebih lanjut tentang Kuliah di Belanda, klik di sini
Di bulan Februari 2017, Grace datang seorang diri ke Belanda tanpa ditemani siapapun. Karena di negara Eropa semua orang harus mandiri, maka Grace membawa seluruh kopernya tanpa dibantu. Pikir Grace saat itu “Karena tekad sudah kuat jadi harus berani berangkat sendiri.”
Sebenarnya untuk mahasiswa baru di Eropa yang berangkat sendiri bisa minta dijemput oleh perwakilan dari PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia). Mereka bisa memberikan rekomendasi akomodasi dan mengajak mahasiswa baru untuk tur keliling kota. Selain perwakilan PPI, beberapa universitas juga memiliki buddy program yang dapat menjemput mahasiswa internasional di bandara.
Kuliah di Maastricht School of Management sendiri memberikan pengalaman tersendiri untuk Grace. Maastricht School of Management adalah universitas yang multikultur, di mana hampir 20 orang dalam satu kelas berasal dari 10 negara yang berbeda. Bahkan, dalam satu angkatan biasanya ada sekitar 3 orang mahasiswa dari Indonesia.
Maastricht School of Management sendiri berada di kota Maastricht, provinsi Limburg. Kota ini berlokasi di perbatasan antara Belgia dan Jerman. Maastricht adalah kota bersejarah yang berasal dari abad ke-10. Menurut Grace, kuliah di kota ini sangat menyenangkan karena tidak terlalu ramai seperti di kota besar, dan kalau mau jalan-jalan ke Belgia atau Jerman bisa menggunakan bus, kereta, bahkan sepeda.
Baca juga: 5 Alasan Kamu Wajib Datang ke EHEF Indonesia 2018
Sebelum datang ke EHEF Indonesia 2018, pelajari dulu universitas dan program studi yang kalian inginkan. Ketika di sana, ambil brosur dan dibaca dulu, karena biasanya orang Indonesia langsung bertanya padahal informasinya sudah ada di brosur.
Jika dibuka kesempatan untuk pendaftaran selama event, maka langsung mendaftar saja. Jangan lupa tinggalkan email kalian, agar jika ada informasi lanjutan bisa dikirimkan ke email.
Biasanya perwakilan universitas atau kedutaan akan bersemangat jika mereka tahu kalian memiliki kesungguhan untuk kuliah di sana.
Kalian bisa bercerita sudah ambil tes IELTS, atau menyebutkan sudah memiliki surat rekomendasi dari dosen dan apakah sudah memiliki motivation letter. Perwakilan universitas tentu akan memprioritaskan kalian dibanding dari pengunjung lainnya ketika tahu kesiapan berkas yang kalian miliki.
Pada setiap EHEF Indonesia, pasti akan ada sesi presentasi dari kedutaan negara-negara Eropa.
Sebaiknya kalian pelajari dulu jam presentasi dari negara yang mau kalian tuju. Karena kalau kalian datang ke seluruh sesi bisa jadi malah membuat bingung karena kalian akan menerima terlalu banyak informasi dan kehilangan informasi yang sesuai dengan kebutuhan S2 kalian.
Tips terakhir dari Grace adalah kalian harus berani bertanya. Jangan malu-malu, karena kalian bisa ketinggalan informasi berharga. EHEF Indonesia hanya diadakan setahun sekali, jadi kalian harus gunakan kesempatan ini sebaik mungkin.