Belajar dari kesalahan dan selalu terus mencoba, mungkin itu adalah dua hal yang secara konsisten dilakukan oleh M. Arief Wicaksono hingga akhirnya berhasil mewujudkan impiannya studi ke luar negeri.
Pada tanggal 9 Maret 2019 kemarin, ehef.id mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Arief, alumni S1 Universitas Gajah Mada jurusan Teknik Industri, tentang proses perjalanan dan cerita studinya selama di Lituania.
Buat kamu yang kemarin belum sempat nonton wawancaranya, kamu bisa secara khusus baca ulasan lengkapnya disini, mulai dari tips dan trik mendaftar beasiswa, persiapan apa saja yang harus dilakukan saat mendaftar beasiswa, hingga fakta-fakta menarik seputar kehidupan di Lituania.
Setelah mendengar cerita Arief,
Nah, penasaran bagaimana cerita lengkapnya? Yuk simak ulasannya berikut ini.
Arief sempat mengalami penolakan dan kegagalan beberapa kali sebelum akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus PANACEA ke Lituania.
Pada awalnya, Arief sempat mendaftar beasiswa JASO untuk pertukaran pelajar ke Tokyo University, Jepang namun ditolak karena TOEFL yang dimiliki Arief tidak memenuhi standar ketentuan beasiswa tersebut.
Tidak berhenti disitu, Arief kembali mencoba mendaftar beasiswa lain. UGM yang memang sudah bekerja sama dengan Erasmus Mundus sejak tahun 2010 banyak memberikan informasi seputar kesempatan beasiswa yang sedang terbuka.
Memanfaatkan informasi yang didapat dari universitasnya, Arief langsung mencoba mendaftar ke 3 beasiswa Erasmus Mundus: Lotus, Gate, dan Panacea.
Tidak hanya itu, ternyata selain Arief, ada 4 orang lainnya dari UGM yang juga diterima di beasiswa tersebut sehingga berangkatlah Arief dan 4 orang temannya ke Lituania bersama-sama.
Untuk info lengkap kuliah di Lituania, klik disini
Setelah mengalami kegagalan beberapa kali saat mendaftar beasiswa, Arief mengevaluasi dirinya dan mencari tahu hal-hal apa saja yang harus ia perbaiki saat mendaftar beasiswa selanjutnya.
Berdasarkan pengalaman dan kegagalannya saat mendaftar, Arief sadar bahwa salah satu aspek yang harus ia perbaiki adalah nilai TOEFL nya.
Oleh karena itu, Arief sempat mengikuti kursus TOEFL untuk meningkatkan nilai TOEFL-nya. Selain itu, ia juga memperbanyak latihan dengan menonton, membaca, mendengarkan musik, dan mengerjakan soal-soal bahasa Inggris sehingga kemampuan berbahasa Inggrisnya semakin terlatih.
Selain TOEFL, dokumen lain yang harus dipenuhi oleh Arief adalah formulir pendaftaran, motivation letter, sertifikat-sertifikat yang pernah diikuti, recommendation letter, dan juga CV.
Menurut Arief, kamu harus memasukkan sertifikat yang pernah kamu ikuti sebanyak-banyaknya, misalnya sertifikat lomba, workshop, seminar, atau menjadi panitia acara tertentu di kampus.
Arief menekankan bahwa dalam menulis motivation letter kamu harus menjelaskan dengan rinci:
Selain itu, kamu juga bisa menceritakan proses kamu saat mengejar beasiswa seperti yang dilakukan oleh Arief. Ia menceritakan kegagalan-kegagalannya saat mendaftar beasiswa terdahulu dan bagaimana ia berusaha untuk memperbaiki dirinya saat mendaftar di beasiswa ini.
Kesulitan menulis motivation letter? Baca Panduan Lengkap Menulis Motivation Letter untuk Melanjutkan Studi Ke Eropa!
Dalam menulis recommendation letter Arief mengingatkan pentingnya mengatur waktu karena kamu juga harus memerhatikan jadwal dosen, atasan, atau orang yang kamu minta membuat recommendation letter.
Menurut Arief, kamu bisa meminta recommendation letter dari dosen yang paham kemampuan akademismu dan juga dari atasan tempatmu bekerja, jika kamu memang sudah bekerja. Atasanmu bisa memberikan rekomendasi terkait kemampuan profesional kamu saat di tempat kerja sehingga surat rekomendasi yang kamu bawa bisa mencakup dua aspek, akademis dan profesional.
Baca juga:Tips to Ask for a Recommendation Letter
Karena Lituania belum memiliki kedutaan besar di Indonesia, orang Indonesia yang ingin melanjutkan studi kesana harus memilih mendaftar di Cina atau India untuk mengajukan proses pembuatan visa studi ke Lituania.
Arief mengajukan pembuatan visa di bulan Mei hingga Juli karena di bulan Agustus ia sudah berangkat untuk studi ke Lituania.
Kendala terjadi pada saat ia belum mendapatkan letter of scholarship dari universitas koordinator beasiswa Panacea, Montpellier University di Prancis. Dokumen ini wajib ia sertakan pada saat apply visa.
Tidak hanya itu, ternyata Kedubes baik di Cina maupun India tidak merespon dengan cepat pengajuan visa Arief hingga Arief meminta tolong pihak UGM untuk memproses pengajuan visanya. Akhirnya, Kedubes Cina merespon lebih cepat sehingga Arief memutuskan untuk mengurus visanya ke Cina.
Setelah follow up beberapa kali ke Montpellier University untuk mendapatkan letter of scholarship, akhirnya ia bisa mendapatkannya dan langsung berangkat ke Cina untuk mengurus visa. Biaya pengajuan visa ke Cina juga ditanggung oleh Erasmus loh ternyata.
Setelah usaha panjang selama proses persiapan ke Lituania, tibalah Arief di Vilnius Gediminas Technical University (VGTU).
Selama studi di VGTU, Arief merasakan sistem kuliah yang berbeda dengan sistem kuliah di Indonesia.
Hal ini yang kemudian membuatnya semakin rajin membaca dan melakukan riset sebelum mengerjakan tugas. Arief belajar banyak tentang bagaimana cara mengajukan pendapat dan cara mengemas presentasi dengan baik.
Karena diharuskan banyak riset dan membaca buku, Arief seringkali menghabiskan waktunya di perpustakaan nih.
Apalagi buat kamu yang tertarik di bidang IT dan engineering, kampus-kampus di Lituania memiliki fasilitas yang sangat menunjang di bidang itu.
Untuk program studi S1, biaya kuliahnya berkisar antara 2.000-3.000 Euro sedangkan untuk S2 berkisar antara 3.000-4.000 Euro. Angka ini tentu jauh lebih murah dibandingkan studi di negara Eropa lainnya.
Selain itu, Arief juga mendapatkan 1.000 Euro per bulan dari beasiswanya untuk biaya hidup disana.
Tentunya, biaya hidup di Lituania jauh lebih terjangkau juga dibandingkan dengan biaya hidup di negara Eropa lainnya.
Nah, Arief memberitahu kalau kamu ingin membandingkan seperti apa sih biaya hidup di Lituania dengan di negara-negara lain, kamu bisa mengunjungi situs numbeo.com.
Sebagai contoh, hanya dengan 6 Euro per bulan kamu sudah bisa keliling kota Vilnius menggunakan moda transportasi umum disana sepuasnya. Selain itu, jika kamu ingin memasak sendiri, kamu hanya perlu menghabiskan biaya sekitar 100 Euro per bulan untuk membeli bahan baku makanan.
Arief bercerita kalau dirinya tidak sulit saat harus beradaptasi dengan warga lokal Lituania terlepas adanya kendala bahasa diantara mereka.
jadi mereka seringkali bertanya dan mengajak Arief jalan-jalan.
Arief sendiri juga tertarik dengan bahasa lokal Lituania. Ia sempat mempelajarinya di mata kuliah tambahan saat di VGTU dan pada saat bergaul dengan masyarakat lokal disana.
Belajar bahasa lokal Lituania ternyata berguna pada saat Arief berbelanja ke pasar. Ia bisa menawar harga dan mendapatkan diskon jika menggunakan bahasa lokal pada saat berinteraksi.
Menurut Arief kemungkinan untuk bisa mendapat part time di Lituania itu ada namun tidak besar karena mayoritas pekerjaan part time di Lituania harus menggunakan bahasa lokal Lituania. Jadi, kalo kamu ingin mencari pekerjaan part time di Lituania, kamu sebaiknya meluangkan waktu juga untuk memperdalam kemampuan bahasa Lituania kamu.
Saat ditanya momen paling berkesan selama studi di Lituania, Arief bercerita ketika ia diajak untuk mengikuti aktivitas sosial ke salah satu SD di kampung Lituania. Ia cukup terkejut karena meskipun bukan di daerah perkotaan, SD disana sudah cukup maju dari segi arsitektur bangunan hingga infrastruktur sekitarnya.
Namun, ia melihat anak-anak disana masih kurang pengetahuan seputar Geografi dan mereka belum mengenal negara-negara dari Asia Tenggara.
Pada kesempatan itu Arief mengenalkan anak-anak di Lituania tentang Indonesia,mulai dari kuliner, budaya, hingga mengajarkan mereka sedikit bahasa Indonesia.
apalagi buat kamu ingin studi dengan beasiswa. Arief menyarankan agar kamu membuat timeline sehingga proses persiapanmu lebih terstruktur dan kamu tahu apa dulu yang harus kamu persiapkan.
Seperti yang sudah disampaikan tadi, recommendation letter sebaiknya dipersiapkan dari jauh-jauh hari karena harus menyesuaikan dengan jadwal dosenmu.
Kamu juga harus memastikan tempat tinggalmu saat studi nanti dimana. Jika kamu belum menikah, Arief menyarankan untuk tinggal di asrama kampus tempat kamu studi. Tetapi jika kamu sudah menikah, kamu harus mencari dulu dimana kamu akan tinggal. Kamu bisa mencari tahu orang Indonesia yang pernah tinggal dengan keluargadi negara tersebut dan menanyakan tempat-tempat yang cocok untuk tinggal dengan keluarga.
Arief menyampaikan kalau saat ini beasiswa yang ia terima dulu sudah tidak ada lagi. Tetapi kamu tidak perlu khawatir, jika kamu tertarik untuk studi ke Lituania, pemerintah Lituania memiliki situs studyin.lt yang menyediakan berbagai informasi seputar studi di Lituania dan beasiswa yang sedang dibuka saat ini.
Temukan daftar lengkap beasiswa kuliah di Eropa di sini