Di bulan Januari 2019 ini lalu, ehef.id berkesempatan untuk mewawancarai Catherine Shannon, atau yang akrab dipanggil Cathy.
Kalau kalian sempat menonton live interview nya, maka kalian pasti sudah tahu kalau Cathy termasuk orang yang berani untuk mengambil resiko sehingga berhasil tinggal di Eropa.
Cathy mengambil S1 Jurusan European Studies di The Hague University of Applied Sciences di Belanda pada tahun 2007 hingga lulus di tahun 2011. Setelahnya melanjutkan mengambil Master’s degree di bidang Digital Media di The National University of Ireland Galway pada tahun 2017 hingga 2018. Namun ternyata dari kecil hingga SMA, Cathy besar di Jakarta. Ayah Cathy berdarah Irlandia dan ibu adalah orang Indonesia.
Untuk info lengkap mengenai kuliah di The National University of Ireland Galway, klik di sini.
Ternyata dulu sewaktu SMA, Cathy sempat memiliki rencana untuk tetap kuliah di Jakarta, apalagi sempat mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas di Jakarta. Sebelum lulus SMA, banyak representative dari berbagai universitas, baik domestic maupun internasional, datang dan presentasi di SMA Cathy.
Salah satunya ada perwakilan dari The Hague University, dan sewaktu presentasi sempat bilang kalau universitasnya banyak menerima mahasiswa dari berbagai negara di dunia. Setelah mendengar ini, Cathy baru tersadar kalau selama ini dirinya punya keinginan untuk ketemu dengan orang-orang dari berbagai penjuru dunia.
Keinginan ini membawa Cathy untuk ikut serta di Edufair sewaktu SMA. Pada saat Edufair, biasanya akan ada perwakilan dan alumni dari berbagai universitas yang bisa ditanyai langsung mengenai seluk beluk perkuliahan di negara tersebut. Cathy memanfaatkan momen ini untuk mencari informasi universitas dan jurusan apa yang kira-kira cocok dengan dirinya.
Pertanyaannya seputar alasan kenapa mau masuk ke universitas tersebut, dan motivasinya apa mengambil jurusan yang dipilih.
Cathy juga bercerita kalau ada satu orang yang ditolak alasan ingin daftar ke The Hague karena dipaksa orang tuanya, dan ternyata terlihat karena kurang antusias dalam menjawab setiap pertanyaan. Cathy menambahkan kalau kalian mau tes interview sebaiknya latihan dulu di depan kaca ya.
Official Website: Education in Ireland
Setelah lulus S1 pada tahun 2011, Cathy lalu bekerja di bidang digital marketing di Belanda.
Cathy bercerita sewaktu kuliah pernah mendapat modul komunikasi dan pernah juga mengambil internship di divisi online communication salah satu perusahaan. Karena itu ketika lulus, Cathy memutuskan melanjutkan bekerja di bidang yang sama.
Cathy juga menuturkan setelah lulus ada keinginan untuk lanjut S2, tapi lebih ingin mandiri supaya bisa membiayai kuliah S2nya sendiri. Setelah kerja di bidang digital media beberapa waktu, Cathy baru sadar kalau ternyata dirinya suka bidang digital tersebut. Ia juga berpikir sekarang ini dunia semakin digital, dan dirinya harus masuk ambil bagian di perubahan tersebut.
Atasan Cathy dulu menolak menaikan gaji Cathy dengan alasan dirinya tidak punya background pendidikan di bidang Digital Media.
Menurut Cathy, ada website yang dulu pernah dia gunakan – bernama MasterinEurope.com dan BachelorinEurope.com – yang membantu dirinya untuk mencari universitas di Eropa. Di web tersebut Cathy dapat membandingkan universitas beserta harga dan durasi masa studi. Ketika masa riset ini, Cathy menemukan The National University of Ireland Galway.
Orang-orang Irlandia juga terkenal ramah dan terbuka dengan orang-orang dari budaya lain. Irlandia pernah dijajah selama 800 tahun dan mental masyarakatnya menjadi kuat dan bisa melihat hidup dengan penuh humor. Istilahnya sesusah apapun situasi yang mereka hadapi, mereka pasti masih bisa bikin jokes.
Sebelum apply, Cathy juga menyempatkan diri untuk bertanya ke perwakilan dari Galway, terutama mengenai apakah bisa lulusan S1 European Studies mengambil S2 Digital Media.
Untuk kalian yang tertarik kuliah di Irlandia, Cathy memberikan gambaran biaya yang dibutuhkan per bulan.
Galway sendiri adalah kota kecil, jadi untuk kemana-mana bisa dengan berjalan kaki. Sedangkan kalau di kota besar seperti Dublin, bisa naik sepeda atau naik bis. Nah kalau naik bis di Dublin ternyata lebih murah beli kartu transportasi daripada bayar cash.
Selain transport, untuk biaya akomodasi per bulan sewa 1 kamar sekitar €400, dan biaya makan serta kebutuhan sehari-hari sekitar €200 per bulan. Jadi total biaya yang dibutuhkan sekitar €600 per bulan.
Oya, untuk meringankan biaya hidup, Cathy diperbolehkan untuk bekerja part-time selama maksimum 10 jam per minggu. Cathy bercerita pernah menjadi waitress di hotel dan di kantin perusahaan. Dari hasil kerja part-time ini Cathy bisa mendapatkan €100 per minggu lho.
Di Galway sendiri makanan halal ternyata gak susah lho. Di sana ada toko-toko Asia dan supermarket yang menyediakan khusus lorong untuk makanan halal. Malah kalian bisa beli indomie juga!
Tantangan bagi international students yang baru sampai di Irlandia biasanya susah mencari akomodasi sendiri.
Kalau punya budget yang tinggi bisa memilih tinggal di dorm, yang bisa dipilih melalui website. Tapi kalau mau menghemat budget, kalian bisa menyewa 1 kamar di 1 rumah (share dengan orang lain), tapi harus pintar-pintar mencarinya.
Ada teman sekelas Cathy yang tinggal dulu di hostel selama 2 minggu sebelum berhasil dapat tempat sendiri.
Tapi jangan khawatir, ada grup-grup di media sosial yang bisa membantu kalian untuk mencari akomodasi.
Baca juga: Kota terpopuler untuk kuliah di Irlandia
Cathy bercerita kalau Digital Media itu sangat luas cakupannya – a bit of everything.
Kalau kalian kuliah di bidang ini, maka kalian akan belajar mengenai 3D animation, Adobe suites, video editing, digital marketing, database, website building, WordPress, data visualization, dan creative project management.
Di creative project ini, Cathy dan teamnya diminta untuk menyusun suatu solusi digital untuk masalah yang dihadapi di masyarakat. Team Cathy dulu diminta untuk mencari solusi untuk orang-orang di atas 65 tahun yang perlu hiburan. Dan team Cathy berhasil membuat sebuah perangkat audio book yang besarnya hanya sebesar notes lho.
Di project ini Cathy belajar kalau ada proses yang dilalui dalam problem solving, dan harus belajar kerjasama juga dengan orang lain. Jadi kalau kalian kerja dan ketemu satu masalah, jangan langsung loncat ke 1 solusi saja, tapi juga harus belajar mencari beberapa alternative solusi dan bisa memilih yang terbaik.
Dari berbagai modul yang Cathy dapatkan selama kuliah S2, Cathy menyukai bidang search engine marketing (SEM) karena ada data analisis dan juga perlu strategi setelah melihat hasil analisa data tersebut.
Nah, ini biasanya bagian yang ditunggu-tunggu, Cathy punya beberapa tips untuk kalian yang tertarik kuliah di Eropa:
Kalau menulis motivation letter harus dari hati.
Tuliskan latar belakang kenapa kalian pantas untuk menjadi mahasiswa di universitas tersebut. Harus menjual kelebihan yang kalian miliki. Dan harus membuat mereka terkesan dengan menunjukkan kalau kalian tahu banyak mengenai universitas tersebut. Research dulu sebelum menulis motivation letter, dan jangan copy paste dari internet. Gunakan kata-kata kalian sendiri ya.
Cathy besar di Jakarta dan gak pernah sekolah di international school lho.
Baca semua yang kalian senangi ya, tapi dalam bahasa inggris. Dulu Cathy senang baca Harry Potter dan selain baca novelnya, ia juga menonton filmnya tanpa subtitle.
Tips lainnya dari Cathy adalah pilih film yang bahasa inggrisnya bisa kalian tiru pronounciationnya. Ikuti cara mereka ngomong dari film. Tonton film yang kalian suka biar gak menjadi beban.
Surat rekomendasi menjadi persyaratan hampir di semua universitas di Eropa.
Biasanya kalian diminta untuk memberikan 1 rekomendasi dari dosen S1 dan 1 lagi dari atasan di tempat kerja.
Memang harus bertemu dan merayu dosen agar mereka ingat dan mau menuliskan surat rekomendasi yang dibutuhkan. Sedangkan untuk surat rekomendasi dari atasan atau rekan kerja, tidak perlu yang masih bekerja di kantor tersebut, asalkan orang yang memberikan rekomendasi memang benar pernah bekerjasama dengan kalian.
Sewaktu S1, Cathy ternyata seharusnya lulus 2010 tapi malah mundur ke 2011 karena harus mengulang 2 mata kuliah.
Masalah yang dihadapi Cathy waktu itu karena kesulitan mengatur waktu kuliah sambil bekerja.
Belajar dari pengalaman ini, Cathy memberikan tips untuk memakai Google Calendar untuk membantu manajemen waktu kalian sehari-hari. Jangan hanya kegiatan besar yang dimasukan ke kalender, tapi kegiatan-kegiatan kecil dan to-do list juga dimasukan ya.
Tips terakhir dan paling penting dari Cathy adalah jangan patah semangat.
Perbanyak riset, dan tanya langsung ke perwakilan universitas mengenai persyaratan yang harus dipenuhi. Setelah dicek, teliti requirementnya dan cari tahu bagaimana cara melengkapinya.
Terima kasih atas waktunya kak Cathy, semoga semakin mapan dan bisa sewa rumah sendiri ya di Irlandia sana.
Untuk info lengkap mengenai kuliah di Irlandia, klik di sini.