Di Instagram interview EHEF minggu ini, EHEF menyambut bintang tamu Ihsan Fadhlur Rahman (Ihsan) untuk berbagi tentang pengalamannya mengambil gelar MBA dari IESE Business School di Barcelona, Spain. Apa kamu tertarik untuk mengambil program MBA? Kira-kira apa yang harus dipertimbangkan dalam memilih universitas dan program MBA apa yang cocok untukmu? Baca artikel ini untuk mengetahui lebih dalam rancangan program MBA (khususnya di IESE) dan jika gelar MBA memang cocok untukmu.
Ihsan Fadhlur Rahman adalah seorang sarjana MBA dari universitas IESE Business School di Barcelona, Spain dengan gelar full-time program MBA Exchange dari Kellogg School of Management di Chicago, Illinois. Saat ini, Ihsan menjabat sebagai CEO di start-up yang ia bangun bernama Infonesia. Ia juga menduduki posisi sebagai Direktur di Bitubi, pasar online Business to Business (B2B) yang fokus kepada industri Minyak dan Gas, Pertambangan, dan Petrokimia.
Ihsan sudah berencana meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi sejak saat S1. Tetapi, Ihsan tidak ingin hanya mendapatkan gelar MBA saja, tetapi Ia ingin mendapatkan gelar MBA dari universitas teratas dunia.
Faktanya, mempunyai gelar MBA dari sekolah bisnis yang berkualitas memberikan manfaat yang lebih daripada mendapatkan MBA dari sekolah yang tidak memiliki reputasi atau nama baik. Selain prestige untuk bisa masuk ke sektor bisnis tertentu seperti tech atau banking, program MBA yang ternama akan memberikan jaringan alumni yang akan membantu untuk mengembangkan karirmu.
Jika kamu membayangkan universitas MBA teratas dunia, mungkin kamu berpikir Harvard University dan Stanford University di Amerika Serikat, atau London School of Economics dan Oxford University di Inggris.
Banyak yang tidak mengetahui tapi IESE Business School adalah universitas ternama yang masuk dalam top 10 MBA program di dunia. berdasarkan banyak lembaga kompeten dunia seperti Financial Times dan The Economist. IESE kualitas fakultas, sumber daya, dan program IESE juga diakui di banyak lembaga akreditas resmi seperti AACSB (Association to Advance Collegiate Schools of Business) dan EQUIS (European Quality Improvement System).
Selain karena reputasi sekolahnya yang terjamin, lokasi kampus IESE yang indah, IESE menjadi pilihan Ihsan setelah Ihsan merasakan langsung kelas MBA di IESE sebelum memutuskan untuk berkuliah di sana. Program ini dinamakan Assessment Day dimana calon mahasiswa diundang untuk merasakan berada di dalam kelas dan berdialog dengan profesor pembimbing dan mahasiswa lainnya seperti di kelas sungguhan.
Dalam kesempatan ini Ihsan terbang ke Spanyol untuk benar-benar merasakannya, padahal IESE juga menyediakan program ini di Singapura untuk calon mahasiswa asal Asia Tenggara. Saat mengunjungi IESE untuk pertama kalinya, Ihsan bertemu langsung dengan mahasiswa yang sedang studi disana dan berbincang-bincang mengenai pengalaman dan kegiatan mereka saat itu. Dari situ Ihsan mengukuhkan keputusannya untuk memilih IESE.
Salah satu nilai yang substansial dari mengikuti program MBA adalah jaringan yang diciptakan dengan sesama mahasiswa, alumni, dan perusahaan-perusahaan yang berelasi dengan sekolah tersebut. “Jaringan yang dimiliki IESE sangatlah solid. Ini yang membedakan IESE dengan sekolah lain. Mungkin kamu tidak memerlukan koneksi yang kamu punya saat ini, tetapi jika kamu mencapai level manajerial tertentu atau memiliki perusahaan sendiri, koneksi sangat diperlukan untuk pertumbuhan. Saat itulah jaringan yang bagus benar-benar memiliki nilai yang substansial” jelas Ihsan.
Selain itu, IESE benar-benar menekankan siswanya untuk menjadi pemimpin yang beretika dalam apapun pekerjaan mahasiswa itu akan lakukan setelah lulus. “When it is your value, there will be a sense of disgust if you do something against your value,” umbuh Ihsan.
Foto oleh 3dprintingmedia
Program IESE disesuaikan untuk mendidik mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang dapat dipercaya untuk masa depan bisnis dan masyarakat. 90% konten pelajaran program MBA adalah pembahasan studi kasus (case study) yang berdasarkan kasus yang terjadi di dunia nyata. Kasus studi ini biasanya berasal dari pengalaman profesor atau alumni yang memiliki kasus manajemen di perusahaannya.
Profesor pembimbing di kelas biasanya bertindak sebagai moderator untuk siswa-siswa berdiskusi mengenai solusi yang terbaik untuk memecahkan kasus bisnis tersebut. Berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja, mahasiswa akan memberikan analisis berdasarkan pengetahuannya masing-masing. Ini yang membuat diskusi kasus studi menarik untuk pesertanya.
Saat musim panas, biasanya mahasiswa program MBA akan mengambil kesempatan untuk magang semaksimal mungkin karena tempat magang berpengaruh besar dalam penilaian proses recruitment untuk posisi full-time di perusahaan bergengsi setelah lulus. Di IESE banyak tersedia Student Clubs (Organisasi Siswa) yang menjurus kepada subject of interest seperti Marketing, Consulting, atau Finance.
Di dalam Student Clubs ini, member akan berkesempatan untuk mengikuti ‘study tour’ ke perusahaan sungguhan dan belajar mengenai bisnis mereka langsung teruma di departmen yang bersangkutan dengan subjek organisasi tersebut. Saat berkunjung, member bisa belajar dengan karyawan setempat untuk mendapatkan informasi dan pembelajaran yang diperlukan.
Sebelum mengunjungi perusahan-perusahan ini, member biasanya diminta untuk mengirimkan resume ke perusahaan tujuan. Tidak sedikit recruiters dari perusahaan-perusahaan itu yang melakukan on-sight interview dengan siswa yang sedang berkunjung dan menawarkan posisi full-time setelah mereka lulus. Maka dari itu, mahasiswa IESE pasti menggunakan kesempatan magangnya sebaik mungkin!
Baca juga:
Check out scholarship available to study in IESE Business School here!
Untuk memilih sekolah MBA yang tepat untukmu, kamu harus mempertimbangkan beberapa hal yang menyangkut reputasi sekolah, durasi studi, program studi, profesor yang mengajar, lokasi, dan bagaimana sekolah tersebut dapat menunjang kesempatanmu untuk mencapai gol-gol mendapatkan pekerjaan impianmu.
Progam MBA biasanya berdurasi 1-2 tahun. Untuk kamu yang tertarik untuk mempunyai gelar MBA, Ihsan memberikan rekomendasi untuk memilih program MBA berjangka waktu 2 tahun. "Tahun pertama itu ga kerasa banget, jadi kalau cuma 1 tahun aja kamu ga bisa ada waktu itu explore dan networking juga. Kalau programnya 2 tahun, akan memungkinkanmu untuk travel dan punya waktu untuk benar-benar memikirkan apa yang kamu mau lakukan dengan gelar MBA kamu ini," jelas Ihsan.
Ihsan menganjurkan program MBA yang hanya 1 tahun untuk para profesional yang harus mempunyai gelar tersebut untuk naik jabatan sebagai salah satu persyaratannya.
Satu hal jika kamu sedang mempertimbangkan sekolah mana untuk mengambil gelar MBA ini, Ihsan mengingatkan untuk mencari tahu lebih dalam tentang karir servis yang disediakan sekolah tersebut. Karir servis yang disediakan universitas adalah orang-orang yang ditunjuk sebagai representatif untuk membantu mahasiswa dalam mencari pekerjaan. Misalnya, minat siswa adalah entrepreneurship, karir servis akan membantu untuk mengembangkan karirnya di entrepreneurship dengan memberikan opsi untuk magang saat musim panas dan merekomendasikan kegiatan-kegiatan lain yang kiranya akan membantu siswa mengembangkan karirnya. Menurut Ihsan, pihak sekolah ingin semua lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan secepatnya agar terlihat bagus pada nama baik universitas juga.
Jadi,siswa dianjurkan untuk meng-eksplor sektor-sektor pekerjaan seluas mungkin dan menentukan sendiri sektor yang diminatinya. Untuk Ihsan sendiri, ia tertarik kepada teknologi sehingga karir servis membantunya mendapatkan kesempatan magang di Uber dengan posisi Launch/Expansion di 2 kota di Indonesia.
Ihsan juga menyarankan untuk melihat kualitas dari alumni-alumni sekolah MBA tersebut untuk mempertimbangkan kualitas sekolah MBA yang mencetak orang-orang sukses.
Kehidupan di Spanyol sangat berwarna dan hidup. Disana, hampir setiap malam ada pesta yang diadakan. Untuk traveling di Spanyol juga terbilang tidak terlalu mahal. Bukan hanya karena jarak wilayah antar negara tidak jauh, biaya tiket pesawat dan kapal juga tidak mahal. Untuk refreshing dari kegiatan kuliahnya, Ihsan mengaku suka traveling sekitar Spanyol. “Aku suka beli tiket murah dan pergi ke kepulauan Spanyol yang jaraknya juga tidak jauh dari Barcelona” ujar Ihsan.
Lalu bagaimana Ihsan membagi waktu antara belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus dan explore Spanyol selagi ia tinggal disana?
Kegiatan saat tahun pertama Ihsan berkuliah di IESE itu sangat padat. Jadwal kuliah untuk mahasiswa tahun pertama tidak bisa dipilih sendiri melainkan diatur oleh penasehat akademis setempat. Makanya, tahun pertama kuliah akan berlalu sangat cepat!
Tahun kedua sangat berbeda karena siswa diperkenankan untuk mengatur jadwal kuliah mereka sendiri. Jadi, ini pintar-pintarnya siswa untuk membuat waktu luang yang cukup diantara jadwal kuliah mereka. Misalnya, ada siswa yang memilih untuk atur jadwal kuliah dari hari Senin - Rabu saja, jadi hari Kamis - Minggu mereka bebas meluangkan waktu itu melakukan kegiatan lain.
Biasanya, pegawai yang ingin meningkatkan karir untuk berada di C level management, dianjurkan untuk mempunyai gelar MBA. Begitu juga untuk pegawai yang ingin berpindah sektor atau ingin bekerja di luar negeri, MBA akan memberikan pengetahuan dan koneksi untuk mereka melakukan itu. Karir servis yang disediakan di program MBA didedikasikan untuk menghubungkan siswa dengan target perusahaan mereka dan juga membuka wawasan terhadap perusahaan-perusahaan lainnya. Representatif dari sekolah tersebut akan membantu menghubungkan kalian dengan perusahaan-perusahaan internasional untuk proses recruitment.
Dari pengetahuan Ihsan, sektor bisnis paling besar yang melakukan recruitment secara reguler biasanya adalah management consulting dan finance khususnya investment banking.
Biasanya sejak bulan pertama masuk kuliah, recruitment sudah mulai terjadi proses interview antara recruiters dengan mahasiswa yang dirasa akan menjadi pegawai yang berpotensi.
Tim Karir Servis berserta mahasiswa tahun kedua yang sudah mendapatkan penawaran full-time dari perusahaan-perusahaan pilihan mereka akan membantu support mahasiswa tahun pertama untuk mempersiapkan diri dalam proses wawancara agar sukses mendapatkan penawaran. Support seperti ini sangat berguna apalagi jika mahasiswa berencana untuk merubah karir atau ingin posisi dalam karirnya naik.
Soft skills yang digunakaan saat berbisnis juga salah satu nilai penting yang akan didapatkan di program MBA. Soft skills seperti ilmu komunikasi, negosiasi, empati, dan mendengarkan sangat diperlukan antar pebisnis untuk menumbuhkan rasa percaya satu sama lain.
Program MBA saat ini sangat bervariasi yang relevan untuk diaplikasikan di industri manapun dan memberikan ilmu yang bukan berpatok pada industri-industri yang konvensional saja. Seperti yang di sebutkan tadi, program MBA bukan hanya memberi edukasi tentang bisnis, tetapi melatih soft skills juga.