Oleh: Claire Jasmine
Dalam suatu kesempatan, Alisha selaku host dari EHEF Live Instagram Interview kedatangan tamu Country representative of Indonesia’s Erasmus Mundus Association yaitu Hanif Falah di acara EHEF Live Instagram Interview. Hanif datang untuk memberikan informasi mengenai salah satu beasiswa Erasmus+ untuk jenjang Magister yakni Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) yang pendaftaran tahun 2022/2023-2024 akan segera dibuka di tahun ini. Berikut rangkuman dari perbincangan antara Alisha dan Hanif:
Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) adalah program studi terintegrasi di jenjang S2. Program ini dirancang dan diberikan oleh kemitraan lembaga pendidikan tinggi internasional dari berbagai negara di seluruh dunia.
Program master masing-masing juga menawarkan beasiswa ini kepada siswa dengan peringkat terbaik di seluruh dunia dalam putaran aplikasi tahunan.
Beasiswa EMJMD akan mencakup biaya partisipasi siswa dalam program, perjalanan, dan tunjangan hidup.
Program EMJMD menawarkan 60, 90 atau 120 kredit ECTS. Ini berarti, progam-program yang ditawarkan akan ditempuh dalam waktu minimal 12 hingga maksimal 24 bulan. Mayoritas program yang ditawarkan adalah 24 bulan (2 tahun). Setiap program studi terdiri dari setidaknya 2 periode studi di 2 negara yang masuk kedalam konsorsium. Setiap program biasanya menawarkan jalur studi (track) untuk memenuhi skema tersebut yang bisa siswa pilih.
Jika berhasil menyelesaikan program EMJMD, siswa akan mendapatkan antara gelar gabungan (joint degree), satu sertifikat gelar tunggal yang dikeluarkan atas nama setidaknya dua lembaga pendidikan tinggi dari konsorsium EMJMD, atau gelar ganda, sertifikat gelar yang dikeluarkan oleh dua lembaga berbeda dari pendidikan tinggi di konsorsium tersebut.
Selain karena beasiswa EMJMD memberikan beasiswa penuh, beasiswa EMJMD juga tidak mengharuskan siswanya untuk kembali ke negara asal setelah lulus seperti banyak beasiswa lainnya. Jadi, siswa bisa meneruskan untuk menetap di negara apapun dimana siswa akan bekerja.
Selain itu, beasiswa EMJMD juga tidak ada batasan umur untuk mendaftar dan non-diskriminatif. Jadi, siapapun yang memenuhi kriteria berhak mendaftar. Oleh karena itu, pastikan bahwa kamu jelaskan kenapa momen ini adalah momen yang paling tepat untukmu mendapatkan gelar master di dalam karirmu di dalam motivation letter.
Yang tidak kalah menarik, menjadi penerima beasiswa EMJMD juga berarti siswa akan otomatis masuk keanggotaan Erasmus Mundus Association (EMA), asosiasi untuk para alumni spesifik untuk penerima beasiswa EMJMD dari seluruh dunia. Asosiasi ini sangat solid dan bisa jadi sumber networking yang luar biasa.
Untuk melihat katalog online program yang ditawarkan beasiswa EMJMD, klik di sini.
Hanif membahas secara garis besar dokumen persyaratakan untuk mendaftar beasiswa EMJMD, yang sebenarnya bisa berbeda dari satu program ke program lainnya. “Tetapi dokumen yang pasti diminta dari setiap program ada beberapa. Seperti tes kemampuan Bahasa Inggris, transkrip nilai jenjang S1, CV dengan format Euro Pass Format, dan dua dokumen terpenting yaitu motivation letter dan recommendation letter.”
Untuk nilai minimum tes kompetensi bahasa Inggris dan nilai GPA/IPK, setiap program berbeda-beda.“Sebenarnya kalau GPA/IPK yang penting teman-teman harus memenuhi standar yang diminta, lebih tinggi GPA kamu bukan berarti kamu punya kesempatan lebih tinggi. Sama halnya dengan tes kompetensi Bahasa inggris: jika kamu memenuhi standar yang diminta, itu cukup buat kamu mendaftar.” jelas Hanif. Sebelumnya, Hanif banyak mendapatkan pertanyaan apa bila GPA/IPK pendaftar kurang dari minimum persyaratan apa boleh tetap mendaftar. Hanif memberikan saran untuk mereka untuk tetap mendaftar tetapi juga dengan menjelaskan kepada konsorsium alasan nilai mereka lebih rendah dari standar yang diminta. Cara pertama adalah untuk langsung bertanya dan menjelaskan keadaannya kepada konsorsium lewat email. “Dengan mengirimkan email, kamu akan menunjukan proaktiftas dan ketertarikanmu untuk mendaftar kepada dewan konsorsium tersebut sehingga kamu bisa menjadi pendaftar yang memorable bagi mereka.” Cara lain untuk tetap percaya diri untuk mendaftar walau GPA/IPK lebih rendah adalah dengan menjelaskan alasannya di motivation letter. “Misalnya kamu ada kendala di saat kamu kuliah yang mempengaruhi nilai kamu saat itu. Kamu bisa jelaskan di motivation letter peristiwa itu dengan singkat dan jelas agar dewan penilai bisa mengerti dan mudah-mudah memaklumi.”
Saran dari Hanif yang beliau ulang-ulang selama wawancara berlangsung adalah untuk mempersiapkan dokumen-dokumen diatas dari jauh-jauh hari. Sering kali, ada beberapa dokumen yang perlu waktu lebih panjang diluar ekspektasi untuk dibuat. Oleh karena itu, bahkan sebelum pendaftaran beasiswa EMJMD dibuka, sebaiknya kamu sudah mulai mempersiapkannya.
Kapan waktu yang tepat untuk mempersiapkan dokumen persyaratan? Kemarin!
Motivation letter adalah sarana utama dimana dewan penilai bisa mengenalmu secara lebih dalam. Di motivation letter kamu akan memperlihatkan pribadi dirimu yang unik sebagai pendaftar beasiswa. “Di Erasmus mostly tidak ada interview. Jadi, motivation letter harus dipersiapkan sebaik mungkin karena darisitulah dewan penilai bisa mengenal kamu dan kamu bisa menunjukan personalitymu”
Lalu, bagaimana cara menulis motivation letter yang baik ala Hanif? “Yang pertama adalah being able to connect the dots of past – present – future. Jadi apa yang kalian sudah lakukan di masa lalu, sedang lakukan sekarang, dan akan lakukan di masa mendatang itu dihubungkan.” jelasnya. Pastinya, banyak sekali pengalaman dan cita-cita yang kita bisa tuangkan ke dalam secarik kertas secara analitis. Tetapi ingat, tulisanmu juga harus menyenangkan untuk dibaca. "Ini berlanjut ke poin kedua yaitu tulisanmu harus enjoyable untuk reader" imbuhnya. Menulis motivation letter harus menggunakan teknik the art of storytelling. Artinya, penulisanmu harus dianyam yang menggabungkan suatu poin ke poin selanjutnya mengalir sesuai alur sebuah cerita. Di dalam cerita itu, kamu juga harus menjawab beberapa hal yang bisa memperkenalkanmu kepada dewan penilai seperti pertanyaan-pertanyaan besar yang bersangkutan dengan 'kenapa' dan 'bagaimana'. “You have to answer the big questions of Why and How – Why you? Why this program? Why in this particular stage of your career you want to continue to Masters degree? Jangan lupa the How aspect-nya juga, seperti, how are you going to implement the course in your career? How are you going to contribute in the course?" Bagaimana cara kamu untuk menjawab pertanyaan ini? Berlanjut ke poin ketiga yaitu do your research. "Research about the program, the university, the subjects you are interested in, student profiles, dan juga alumni of the program. Dari research yang kamu lakukan, kamu akan menyadari apa saja pilihan kamu yang kamu mau tonjolkan di dalam motivation letter."
Erasmus memperbolehkan siswa untuk mendaftar 3 program sekaligus. Berarti, kamu harus membuat tiga motivation letter yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan program-program tersebut. Jangan menggunakan satu motivation letter untuk semua program yang kamu daftarkan karena pastinya motivasi untuk kamu untuk mendaftar ke suatu program mempunyai alasan spesifik dan personal yang akan berbeda dengan program lainnya.
Saran ke-empat dari Hanif adalah show your personality in your motivation letter. Karena yang menilai tulisanmu juga seorang manusia, terkadang suka terbawa emosi saat proses penilaian. Oleh karena itu, kita harus memperlihatkan keunikan dan kualitas kita sebagai seorang siswa yang memorable. "Expect the worst case scenario dimana orang yang akan membaca dan menilai tulisanmu terkena air genangan saat mereka akan pergi ke kantor. Mungkin moodnya sudah tidak terlalu bagus saat dia sampai kantor dan akan mulai kerja yang tugasnya menilai tulisanmu. You want to be an applicant who they remember. Jadi, walaupun mereka awalnya moodnya kurang bagus, bisa berubah jadi lebih positif dengan baca tulisanmu." jelas Hanif.
Yang terakhir, kamu disarankan untuk me-review kembali tulisanmu. Terkadang memisahkan diri dari tulisanmu dalam beberapa waktu bisa memberikanmu perspektif dan inspirasi baru terhadap tulisan yang telah kamu tulis. Yang terpenting, kamu minta tolong teman/kerabatmu untuk direview tulisanmu. "Terkadang kita undersell atau oversell diri kita tanpa mengetahuinya. Mungkin kerabat dekat bisa membenarkan atau mengoreksi apa yang kita telah tulis. Tetapi mereka juga bisa bias. Oleh karena itu kamu perlu pendapat ketiga dari seseorang yang sudah expert dibidang tersebut. Mereka bisa menilai secara objektif tulisanmu berdasarkan standar dari sector yang mereka sudah tekuni."
Ada beberapa buzzword expert suka gunakan di bidang mereka. Buzzwords ini yang bisa membuat dewan penilai merasa siswa sudah paham dan mencari tahu isu-isu yang dihadapi bidang tersebut. “Misalnya aku yang bidangnya Climate Change and Public Policy. Buzzwords yang kami biasa gunakan misalnya carbon trade atau intended nationally determined contribution. Kata-kata ini jarang dipakai oleh umum, tapi sangat relevan dengan bidang yang aku tekuni, which gives a plus point kalau aku pakai di motivation letter untuk memberi kesan bahwa I did my research."
Hanif menjelaskan bahwa sebenarnya banyak siswa yang salah dalam menempatkan pencapaian sebagai poin utama. Seharusnya, gunakan achievement sebagai supporting evidence. "Supporting evidence bisa seperti, kalau bidangmu Public Policy seperti aku, kamu pernah berkecimbung ke dua kementrian dan membantu mereka dalam mempengaruhi kebijakan publik berdasarkan analisis berbasis bukti." jelasnya. Achievement tersebut adalah bukti bahwa kamu sudah secara aktif berkecimbung dalam bidang tersebut yang membuat kamu yakin bahwa kamu memerlukan edukasi lebih tinggi lagi untuk memperluas kapasitasmu untuk membuat perubahan. Hanif menambahkan, "At this level, I think everyone has their achievement in their own right. Misalnya kalian mau mengubah public policy, kalian identify the gap along the way but you don’t have the critical frame work, that is why you need this masters degree.
Lalu bagaimana kalau kamu berpindah lini bidang dan belum punya pencaian untuk dituangkan kedalam motivation letter? Hanif menyarankan untuk menunjukan kegiatan apa saja yang telah kamu lakukan semenjak kamu mempunyai ketertarikan pada bidang tersebut dan tunjukan keseriusanmu di tulisanmu. "Hal ini pernah aku alami saat mau apply Masters yang jurusannya berbeda dengan jurusanku saat S1. Aku bilang di motivation letter kalau aku sempat mengikuti beberapa konferensi mengenai limate change dan aku juga suka baca jurnal tentang public policy in climate change. Itu adalah bentuk proaktifitasku dalam mencari tahu kenapa aku mau berubah jurusan" jelasnya. Cari tahu lebih lanjut apa memungkinkan program tersebut menerima siswa dengan latar belakang studi di bidang lain. Pastikan juga pada deskripsi program yang kamu ingin daftarkan menerima displin studi lain diluar program tersebut (interdisciplinary) dan kamu juga bisa cari tahu apa alumni dari program tersebut juga berasal dari bidang studi yang lain dari bidang studi yang kamu ingin daftarkan.
"Jangan takut mencoba, tapi bekali dirimu dengan do your own research."