Ingat dengan Maya Safira, Alumni Hochschule Bremen sekaligus peraih beasiswa DAAD asal Aceh yang sempat berbagi cerita mengenai pengalamannya kuliah di Jerman?
Di salah satu potongan ceritanya, Maya sempat menyinggung sebuah pengalaman paling berkesan yang menjadi titik balik dirinya untuk mengasah critical thinking atau kemampuan berpikir kritis pada dirinya.
Ketika itu, ia diberi tugas oleh seorang dosen untuk menuliskan sebuah esai dengan topik yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Akan tetapi, setelah tugas tersebut dikumpulkan, Maya dipanggil oleh dosennya. Dosennya berkata, bahwa tugas itu belum diuraikan dengan mendalam.
Seiring berjalannya waktu, kesadaran Maya akan pentingnya critical thinking atau kemampuan berpikir kritis juga semakin berkembang.
Kemampuan berpikir kritis baginya juga sangat penting bagi kita agar dapat memilah dan memilih informasi yang akurat di tengah derasnya arus informasi yang berkembang saat ini. Berpikir kritis juga sangat berguna agar membuat kita memiliki perspektif yang kaya. Dan tentunya, berpikir kritis, juga sangat penting bagi kita untuk meraih cita-cita melanjutkan studi ke luar negeri, termasuk menulis motivation letter.
Baca juga: Berbagi Cerita Bersama Maya Safira, Alumni Hochschule Bremen Peraih Beasiswa DAAD
Beberapa waktu lalu, tim ehef.id berkesempatan mewawancarai Maya Safira dan memintanya untuk mengulas lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan critical thinking, tips untuk mengasah kemampuan tersebut, beserta bagaimana cara kita menerapkannya dalam proses pendaftaran ke perguruan tinggi di luar negeri.
Kemampuan berpikir kritis adalah cara pandang seseorang dalam mengolah informasi dari sebuah fenomena, peristiwa, masalah atau terminologi yang ada.
Ia akan memperluas pandangannya melalui berbagai perspektif keilmuan. Maya menganalogikan pandangan seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis seperti helicopter view.
Dengan kata lain, seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik memiliki gambaran yang luas dan mendalam mengenai sebuah masalah. Ia juga mampu mengakomodir perspektif dan sudut pandang orang lain ke dalam pandangannya tersebut. Dengan catatan, setiap pendapat yang menyertainya bersifat saling terhubung, masuk akal dan komprehensif.
Kemampuan berpikir kritis dapat diterapkan ke dalam dua logika berpikir tersebut. Asalkan, argumen yang dihasilkan tetap dalam koridor topik yang dibicarakan, serta memiliki analisa mendalam yang memenuhi syarat cara berpikir kritis sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, yaitu masuk akal.
Creative thinking menuntut kemampuan kita untuk menciptakan sesuatu yang baru dari wawasan, pengetahuan, pengalaman atau apa yang sudah ada sebelumnya. Itu kenapa menjadi kreatif, mendorong kita untuk terus berinovasi.
Sedangkan critical thinking, lebih pada bagaimana cara kita mengoprek-oprek sesuatu yang sudah ada secara mendalam, sampai ke akar-akarnya.
“Keduanya memiliki konsep yang berbeda, tapi dengan turut memiliki creative thinking, tentu kamu akan menjadi lebih baik,” terang Maya.
Contoh dari bentuk critical thinking, dapat kita lihat dari pandangan seseorang terhadap sebuah program untuk mengatasi masalah kapasitas pengunjung ke sebuah tempat pariwisata, misalnya. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis tidak akan cuma melihat bagaimana program itu bekerja dan dapat memenuhi tujuannya, yakni menyelesaikan masalah kapasitas pengunjung.
Seseorang dengan kemampuan berpikir kritis juga dapat menguraikan lebih mendalam tentang apa saja efek samping dari program tersebut terhadap lingkungan di sekitar lokasi, dampak positif atau negatif terhadap kondisi sosial masyarakat di sana, keberlanjutan program secara jangka panjang, alternatif-alternatif penyelesaian masalah dari program yang dirumuskan, kondisi darurat yang kemungkinan akan menghampirinya di masa depan, dan sebagainya.
Untuk informasi lengkap mengenai kuliah di Jerman, klik di sini.
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis, kerap kali dapat kita kenali dari bagaimana cara dia berkomunikasi dengan orang lain. Sejauh pengalaman Maya bertemu dengan banyak orang, ia menjadi punya preferensi tersendiri untuk menilai apakah seseorang dapat disebut memiliki kemampuan berpikir kritis atau critical thinking yang baik.
Berikut beberapa kriteria yang biasa dijadikan Maya sebagai preferensi dalam memandang seseorang dengan kemampuan berpikir kritis.
Bagi Maya, awareness atau wawasan dan kesadaran menunjukkan apakah seseorang dapat memposisikan diri sesuai dengan situasi dan kondisi yang tengah menyertainya. Misalnya, ketika menjalin komunikasi dengan orang baru melalui email.
Apabila dia memiliki kesadaran bahwa orang yang diajak berkomunikasi adalah orang yang baru ia kenal, maka dia tentu pintar memposisikan diri sebagai orang baru. Salah satu caranya, misal, membuka percakapan dengan bahasa yang sopan dan tidak terlalu santai.
Awareness yang tinggi, berikut kemampuan untuk memposisikan diri dengan baik ini, menurut Maya merupakan salah satu kriteria orang dengan kemampuan berpikir kritis. Karena, awareness yang tinggi itu menunjukkan kapasitas pengetahuan seseorang dalam memandang sesuatu dari perspektif yang berhubungan.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis memiliki kemampuan untuk mengargumentasikan pendapatnya dengan baik.
Beberapa kali Maya menginterview seseorang, beberapa yang ia nilai sebagai orang dengan kemampuan berpikir kritis, adalah orang-orang dengan wawasan luas dan bisa berargumen dengan baik. Adapun yang dimaksud dengan mampu berargumen dengan baik adalah mampu mempertanggung jawabkan pendapatnya dengan argumen-argumen yang masuk akal.
Universitas populer di Jerman: Hochschule Bremen
Berpikir kritis menuntut seseorang untuk menerima berbagai sudut pandang yang mungkin belum terpikirkannya.
Oleh karena itu, orang-orang dengan kemampuan berpikir kritis yang baik tentu memiliki keterbukaan dalam cara berpikir. Ia tidak akan merasa paling benar dan menghakimi pendapat yang berseberangan dengan dirinya, selama pandangan tersebut bisa dipertanggungjawabkan dengan baik.
Kerap kali kita mendapat informasi yang masih simpang siur kebenarannya. Bahkan, beberapa di antaranya disampaikan dengan argumen yang sebenarnya tidak saling berkaitan satu sama lain. Lantas kemudian, kita memercayai begitu saja informasi yang kita terima itu, atau bahkan menyebarkannya.
Bagi Maya, seseorang dengan kemampuan berpikir kritis yang baik tentu tidak akan termakan informasi palsu alias hoax dengan mudah karena sebelum memercayainya, pasti ia akan mencari informasi yang lebih valid. “Makanya, kalau orang kritis itu pasti tidak mudah termakan hoax,” ungkap Maya.
Maya berpendapat bahwa kemampuan berpikir kritis harus diasah sejak kecil. Akan tetapi, bila selama ini kamu belum terbiasa hidup di lingkungan yang mendukung, bukan berarti kemampuan berpikir kritismu tidak bisa terasah.
Maya mencoba memberikan tips buat kamu agar dapat mengasah kemampuan berpikir kritis yang bisa kamu lakukan sejak sekarang, terutama bagi kamu yang ingin melanjutkan studi ke luar negeri.
Selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membuka kemungkinan pendapat dari sudut pandang yang berbeda, bisa menjadi salah satu cara untuk berpikir kritis. Karena dengan sering mengajukan pertanyaan dapat membuat kamu mencari tahu lebih banyak dan tidak puas dengan ilmu dan pengalaman yang sudah kamu dapat.
Dengan membaca, sudut pandang kita akan bertambah. Kita tidak hanya terikat dengan satu pendapat saja, tapi juga memiliki perspektif lain yang bahkan bisa berseberangan dengan pendapat sebelumnya.
Adapun buku-buku yang dibaca tidak melulu buku-buku kuliah atau teori. Menurut Maya, novel atau buku fiksi lainnya juga boleh kita perbanyak, karena dalam proses pembuatanya, tentu si penulis juga melakukan riset terlebih dahulu. Selain itu, jurnal dan surat kabar juga baik untuk kita baca. Semakin banyak membaca, tentu semakin baik.
Apabila mempertanyakan sesuatu dapat memancing kita untuk mencari informasi, membaca dapat memperkaya sudut pandang, maka menulis adalah cara kita untuk melatih kemampuan menyusun informasi-informasi yang kita miliki, menjadi lebih terstruktur dan sistematis. Hal ini tentu akan menjadi cara yang baik bagi kita untuk dapat berargumentasi dengan baik.
Dan yang penting lagi, jangan menganggap kalau kita itu tahu semuanya. Maka, sering-sering ngobrol dengan orang lain. Sekalipun, pengalaman atau prestasinya tidak sebanyak yang kita miliki. Sebisa mungkin, lepaskan background keilmuan kita, karena tentu mereka yang dari background keilmuan lainnya, memiliki pandangan yang berbeda. “Ini penting supaya kita open minded dan mampu menghargai orang lain,” katanya.
Setelah mengetahui apa itu kemampuan berpikir kritis, serta tips untuk mengasah kemampuan tersebut, maka tentu kita akan bertanya tentang apa saja yang bisa kita dapat setelah memiliki kemampuan tersebut?
Memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik dijamin dapat membuat motivation letter-mu menjadi lebih berkualitas. Alasannya jelas, karena apa yang kamu tulis memiliki penjelasan yang mendalam. Selain itu, tentu motivation letter-mu akan disertai dengan argumentasi yang baik.
Menurut Maya, motivation letter yang menunjukkan kemampuan kritis seseorang, tidak terlepas dari kriteria-kriteria yang ia jadikan sebagai preferensi untuk menilai apakah orang itu memiliki kemampuan tersebut.
Akan tetapi, lebih spesifik lagi, ia menjelaskan bahwa motivation letter yang baik adalah sebagai berikut:
Artinya, motivation letter ditulis dengan susunan yang runtut dan baik. Singkat, padat dan jelas. Satu halaman, hanya terdiri dari tiga atau empat paragraf.
Karena seseorang dengan kemampuan berpikir kritis memiliki awareness dan pintar memposisikan dirinya, maka tentu saja ia tahu bahwa motivation letter yang dibuat haruslah dibuka dengan kalimat yang menarik perhatian pihak perguruan tinggi, namun tetap sesuai dengan koridor dan etika berkomunikasi.
Dalam menulismotivation letter, perlu ada pernyataan yang menunjukkan bahwa siapa dirimu, alasanmu mendaftar ke perguruan tinggi tersebut, yang pernah dan akan kamu lakukan dengan berkuliah di sana, dll. Namun, penyampaiannya harus dikemas dengan baik dan komprehensif. Karena percuma saja unsur-unsur itu terpenuhi, kalau masing-masing di antaranya tidak saling berkaitan.
Dapatkan Panduan Lengkap Menulis Motivation Letter untuk Melanjutkan Studi Ke Eropa di sini
Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, otomatis kamu juga akan terbantu dalam melalui tahap proses interview untuk masuk ke perguruan tinggi. Terbiasa mengulas sesuatu secara luas dan mendalam, serta mengargumentasikannya dengan baik.
Critical thinking juga dapat membuat kamu lebih mudah untuk bertanggung jawab apa yang telah kamu sampaikan. Apalagi, pertanyaan-pertanyaan dalam prosesinterview itu dibuat berdasarkan motivation letter yang kamu berikan. Maka jawaban yang kamu berikan harus sinkron dengan apa yang kamu tulis.
Pengalaman Maya Safira selama di Jerman menunjukkan bahwa masyarakat di sana memang sudah sejak kecil dibiasakan untuk berpikir kritis terhadap sesuatu.
Lain cerita dengan kondisi masyarakat di Indonesia. Bukan berarti tidak ada orang-orang Indonesia yang membiasakan diri untuk berpikir kritis sejak kecil, akan tetapi jumlahnya boleh dibilang tidak sebanyak di Jerman.
Di sana, sejak kecil mereka dibiasakan untuk mengungkapkan pendapatnya. Didukung pula oleh lingkungan, yang tidak menghakimi dan menyalahkan, melainkan menghargai pendapat orang lain.
Dengan terbiasa untuk berpikir kritis, maka kamu akan lebih mudah melakukan adaptasi dengan kebudayaan dan masyarakat di sana, termasuk sistem perguruan tingginya yang menuntut kemampuan berpikir kritis itu pula.
Kalau belum, kamu bisa mulai berlatihnya sejak sekarang. Wawasan dan tips yang Maya berikan mungkin bisa jadi referensi buat kamu untuk memulainya saat ini.
Nah, persoalannya, apakah tips yang Maya Safira berikan bakal benar-benar ampuh buat kamu? Apakah mungkin ada tips lain yang lebih sesuai dengan kultur di Indonesia?
Bagaimana proses psikologi yang terjadi ketika manusia melakukan proses berpikir kritis? Lalu, bagaimana caranya mempertanyakan sesuatu tanpa dinilai menghakimi atau menyalahkan orang lain?
Lalu, apakah critical thinking juga bermanfaat ketika kita sudah masuk ke dunia kerja?
Atau, kamu punya pertanyaan lain yang muncul setelah membaca artikel ini? Bila iya, barangkali kamu sudah menerapkan salah satu tips yang diberikan Maya untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, yakni mempertanyakan sesuatu.
Daftar beasiswa untuk Kuliah ke Jerman, klik di sini.