Oleh Erzawansyah
“Saya walaupun quit school, berhenti dari sekolah, bukan berarti saya berhenti belajar. Saya juga membaca terus, banyak. Saya suka cari tahu, saya suka exploring, traveling, talking to orang pintar, baca apa saja to continue knowledge.” - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti
Begitulah inti pesan Menteri Susi kepada generasi penerus bangsa. Bagi kita, barangkali karir Susi sudah di atas angin. Berhasil menjadi pengusaha sukses, kemudian diangkat sebagai menteri. Bila kita yang mengalaminya, besar kemungkinan kita tak kepikiran untuk terus melanjutkan sekolah.
Tentu tidak.
Bu Susi sekalipun menyadari bahwa saat ini, situasi dan kondisi dunia sudah berubah. Ia mengatakan bahwa saat ini pendidikan itu penting. Bahkan, beliau sendiri telah menerapkan prinsip belajar itu ke anaknya, Nadine Kaiser, yang merupakan jebolan perguruan tinggi di luar negeri.
Jika saja kita ingin meninjau pesan Ibu Susi lebih jauh, kita akan menemui bagaimana pesan Bu Susi tak hanya ungkapan semata.
Betul!
Hal yang paling kentara adalah tuntutan globalisasi.
Globalisasi telah merubah berbagai aspek kehidupan manusia dalam segala bidang kehidupan. Baik komunikasi, budaya, perdagangan, sosial, transportasi dan masih banyak lagi.
Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan global melalu internasionalisasi perdagangan, dan internasionalisasi pasar dari produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang didukung oleh sistem telekomunikasi global yang semakin canggih.
Pengaruh globalisasi membuat standar untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan kian meningkat.
Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi: Indonesia telah masuk dalam babak baru, yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Realitanya, daya saing Indonesia terbilang cukup rendah, seperti pernyataan Eko Prasetyo selaku ketua LPDP berdasarkan data setiap 1 juta warga Indonesia hanya terdapat 143 doktor. Sedangkan menurut Musliar Kasir, Wamendikbud menyampaikan bahwa jumlah doktor di Indonosia baru 75.000 orang sedangkan di negara lain seperti China sudah mencapai 500.000 orang doktor.
Indonesia tentunya harus meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia bangsa Indonesia agar mampu menyeimbanginya.
Kita sebagai generasi muda, merupakan aktor utama dalam memajukan Indonesia di era dimana batas-batas geografis semakin kabur ini.
Untuk saat ini, memang tidak ada keharusan bagi kita melanjutkan studi hingga ke luar negeri. Kendati begitu, realitanya, tuntutan globalisasi dan daya saing antar sumber daya manusia, semakin lama akan semakin meningkat. Misal saja, dulu gelar sarjana adalah ‘barang mewah’. Tidak semua masyarakat berkesempatan untuk meraihnya.
Tapi sekarang?
Kampus-kampus bertebaran dimana-mana. Mulai dari yang ‘punya nama’ sampai yang hidup segan, mati tak mau. Penyandang gelar sarjana sudah bertaburan.
Data Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Maret 2018 lalu mengungkapkan, jumlah sarjana yang saat ini masih pengangguran mencapai 630.000 orang. Dan, semakin hari persaingan juga akan terus meningkat.
Oleh karena itu, memiliki nilai lebih adalah hal yang patut dipertimbangkan. Bisa saja, 5-10 tahun mendatang, penyandang gelar master bernasib sama dengan penyandang gelar sarjana saat ini. Menjamur, namun masa depan belum tentu terjamin.
Lantas, apa nilai lebih kita?
Bukan berarti kampus-kampus di Indonesia reputasinya buruk. Hanya saja, saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang diakui dunia jumlahnya terbatas.
Lalu, kemana kamu harus melanjutkan studi?
Dari sekian banyak kemungkinan jawaban, Eropa adalah salah satu jawaban yang paling memungkinkan untuk menjadi destinasi utama.
Banyak hal yang membuat Eropa patut dijadikan destinasi utama dalam melanjutkan pendidikan tinggi. Beberapa negara seperti Italia, Swiss, dan Belanda menjadi pilihan destinasi pendidikan yang popular bagi pelajar internasional. Italia yang terkenal dengan sekolah desain, Swiss yang popular dengan sekolah perhotelan, dan Belanda dengan universitas riset yang berstandar tinggi.
Nah bagi kamu yang berkeinginan melanjutkkan studi di Eropa, berikut kami berikan pertimbangan-pertimbangan agar kamu bisa menetapkan Eropa menjadi destinasi utama dalam melanjutkan pendidikan tinggi:
Hal utama dalam menjadikan negara sebagai tujuan utama melanjutkan studi, adalah kualitasnya. Tentu saja, berbicara kualitas, Eropa adalah salah satu yang memilikinya.
Menurut QS World University Ranking 2017/2018 banyak universitas di Eropa yang masuk dalam top 200. Bahkan, di antara 10 kampus terbaik dunia, 5 di antaranya ada di Eropa. Maka tidak berlebihan berkata bahwa kualitas pendidikan di Eropa sangat baik.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa berkembang dengan sangat cepat. Finlandia merupakan negara yang didaulat sebagai pemilik sistem pendidikan terbaik di dunia pun merupakan bagian dari negara di Eropa. Serta negara-negara Skandinavia yang lain merupakan negara yang paling bahagia. Dengan begitu, sekarang mereka lebih berfokus pada sustainable energy and environment.
Rekam jejak Eropa sebagai pencetak tokoh-tokoh dunia sudah tak bisa diragukan. Universitas-universitas legendaris seperti Universitas Hamburg di Jerman, Oxford University dan London School of Economics and Political Science di UK telah banyak melahirkan melahirkan tokoh-tokoh hebat.
Di Indonesia sendiri, kita mengenal B.J. Habibie. Presiden ketiga Negara Kesatuan Republik Indonesia itu pernah menempuh pendidikan tingginya di Eropa, tepatnya di RWTH Aachen, Jerman. Dan kini, ia menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam perkembangan teknologi penerbangan.
Banyak juga peraih nobel dari Eropa. Ada Adam Smith dalam bidang ekonomi, Jean Paul Sartre dalam bidang sastra, sampai Marie Curie dalam bidang fisika dan kimia. Orang-orang tersebut merupakan beberapa contoh pakar ilmu dan pemenang nobel yang berasal dari Eropa.
Selain nama-nama yang disebutkan di atas, masih banyak lagi segudang tokoh dan temuannya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, berasal dari benua biru ini.
Selain terkenal dengan sistem pendidikan yang sangat baik, Eropa juga merupakan tempat di mana banyak perusahaan-perusahaan besar dunia. Hal tersebut merupakan peluang yang bagus untuk para calon mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Eropa. Keadaan tersebut menjadi jaminan hidup yang lebih sejahtera di masa mendatang.
Industri-industri besar di negara-negara Eropa pun memberi upah yang cukup tinggi bagi para pegawainya. Selain itu perkembangan tekonologi dan ilmu pengetahuan di sana juga mendorong seseorang untuk lebih berinovasi dengan kehidupannya.
Perkembangan teknologi yang cepat dan pencarian informasi yang baik mahasiswa memiliki banyak kemungkinan untuk mendapat kerja atau berusaha setelah mereka lulus. Selain itu, beberapa negara di Eropa juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja.
Mahasiswa yang memiliki waktu senggang lebih, bisa masuk ke tempat-tempat yang membuka pekerjaan. Penghasilan dari pekerjaan tersebut juga cukup tinggi berguna untuk menambah uang jajan. Mahasiswa internasional bisa bekerja maksimal 20 jam/minggu.
Keuntungan lain yang bisa menjadi alasan kenapa harus kuliah di Eropa adalah standar hidup di negara-negara Eropa yang tinggi. Kehidupan sosial dan budaya yang tinggi serta pengakuan privasi yang baik merupakan kenyamanan tersendiri untuk tinggal di sana.
Ada banyak negara seperti Inggris, Perancis dan Italia yang menjunjung adat dan kesopanan dengan tinggi. Penerapan hukum di sana juga terbilang cukup bagus dengan tingkat kriminalitas yang rendah juga
Amerika luas dan kualitas pendidikannya juga tak dapat diremehkan. Namun, hal tersebut justru membatasi kita dalam hal interaksi dengan budaya-budaya dari negara lain.
Lain halnya dengan Eropa. Dengan kamu kuliah di sana, kamu juga akan memiliki kesempatan untuk mempelajari tradisi, sejarah serta budaya dari negara-negara yang ada di Eropa.
Negara-negara seperti Inggris, Jerman, Perancis dan Belanda ialah negara yang memiliki sejarah, tradisi, dan budaya masing-masing yang menarik untuk dipelajari. Bagi mahasiswa yang ingin mengisi liburannya pun akan ditawari dengan banyak destinasi wisata yang menarik.
Selain itu, beberapa negara di Eropa salah satunya Jerman memberi diskon untuk mahasiswa yang akan menikmati fasilitas seperti cinema, rumah opera, tiket teater, museum dan tempat hiburan lainnya.
Para traveler atau yang suka jalan-jalan dijamin akan betah bila tinggal atau kuliah di Eropa. Saat kamu di Eropa, kamu akan menemukan berbagai negara yang berseberangan memiliki tingkat kesejahteraan yang sama tinggi serta akses keluar masuk negara begitu mudah.
Tempat wisata yang bagus, transportasi umum yang memadai, serta didukung dengan akses ke berbagai negara antar uni Eropa yang mudah. Transportasi di negara-negara Eropa pun sangat nyaman dan jadwalnya selalu upddate melalui website-nya. Jadi kamu tidak perlu takut akan jadwal anda terganggu dengan molornya transportasi umum.
Negara-negara di Eropa yang menjadi rujukan para mahasiswa tersebut merupakan yang terbaik dalam beberapa bidang seperti Jerman dalam bidang ekonomi dan Prancis dalam bidang seni dan sastra. Beberapa alasan lain kenapa tujuan beasiswa keluar negeri darahkan ke benua Eropa karena banyak negara di sana yang memiliki sistem pendidikan yang sangat baik daripada yang ada di benua lain yang pendidikannya tidak merata.
Dengan mahasiswa yang telah banyak belajar disana pasti akan membuat masyarakat Indonesia lebih unggul untuk menghadapi MEA.
Kualitas pendidikan yang tinggi di Eropa sudah diakui di seluruh dunia. Selain itu, kualitas pendidikan benua biru juga diakui oleh banyak perusahaan besar. Jadi lulusan universitas Eropa menjadi incaran perusahaan-perusahaan besar dunia. Apalagi jika lulusan dari perguruan tinggi terbaik di Eropa.
Era globalisasi saat ini menuntut pekerja dan calon pekerja memiliki tingkat kompetensi tinggi serta sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan, lulusan dari Eropa sudah pasti memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang lancar, itu akan meningkakan nilai plus di mata perusahaan.
Latar belakang pendidikan yang baik akan mampu menunjang seseorang di mata perusahaan. Orang yang memiliki basic pendidikan di perguruan tinggi ternama akan memiliki nilai lebih, apalagi jika itu merupakan perguruan tinggi ternama yang ada di Eropa. Perusahaan akan lebih percaya dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di benua biru tersebut mampu untuk meningkatkan efisiensi produksi perusahaan tersebut.
Perusahaan akan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap lulusan-lulusan Eropa agar mampu berkontribusi di perusahaannya.
Kemudian, lulusan dari Eropa juga bisa membuat usaha baru dengan pengalaman yang didapatkan dari negara tempatnya belajar tentu saja membawa teknik-teknik industri yang lebih modern. Hal itu sangat dibutuhkan untuk saat ini di era globalisasi.
Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan Uni Eropa dan negara-negara Eropa dalam menyediakan beasiswa. Selain itu, tersedia juga beasiswa dari pihak Swasta. Beasiswa yang dimaksud meliputi biaya kampus, biaya hidup tiap bulan, tunjangan keluarga, kesempatan belajar di universitas terbaik di Eropa dan tanpa ikatan dinas.
Di Jerman, kesempatan meraih beasiswa bisa kita dapat dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), yang mana juga terbagi ke berbagai bentuk, seperti EPOS, Doctoral & Post-Doctoral Sholarships, dan lain-lain. Sementara di Perancis, terdapat pula beasiswa Bourse du Gouvernement Français (BGF) yang setiap tahunnya memberikan bantuan kepada 300 pelajar dari Indonesia.
Kamu juga bisa menemukan kesempatan Beasiswa negara Swedia, karena kementerian luar negeri Swedia juga menyediakan beasiswa untuk pelajar asing melalui Swedish Institute. Belanda yang juga menjadi negara favorit untuk studi pun, menyediakan beragam beasiswa, baik dari pemerintahannya, maupun pihak swasta. Seperti Studeren in Nederland StuNed, Orange Tulip Scholarships (OTS), Holland Scholarships, dan masih banyak lagi.
Adapun Inggris yang juga merupakan destinasi favorit ini, juga memberikan kesempatan bagi pelajar asing untuk mendapatkan beasiswa melalui Chevening Scholarschip yang terbuka bagi 700 pelajar asing dari 160 negara.
Kesempatan beasiswa di negara-negara Eropa juga bisa kamu dapat melalui program Erasmus+ yang sejak 2004 sudah memberikan bantuan biaya pendidikan kepada lebih dari 1.200 pelajar dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun memberikan peluang untuk anak bangsa, dalam meraih beasiswa di luar negeri. Salah satu yang paling terkenal tentunya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Selain Eropa sebenarnya banyak juga beasiswa ke negara-negara lain di luar Eropa. Namun tetap saja, negara-negara di Eropa memiliki nilai lebih dalam mencari pengetahuan dan pengalaman. Ketika mahasiswa Indonesia belajar di Eropa diharapkan juga untuk mempelajari hal-hal lain yang ada di Eropa.
Mereka diharapkan tidak hanya berfokus pada pendidikan formal tetapi juga fokus terhadap kehidupan sosial dan mengambil budaya-budaya yang sekiranya akan meningkatkan kualitas hidup yang ada di Indonesia.
Sudah menjadi hal umum di negara ini, ketika ada seseorang yang berkuliah di luar negeri, malah tak kembali ke negara sendiri. Sesuatu yang sering dilumrahkan, meski sebenarnya tak selalu bisa dibiarkan. Amat disayangkan, apabila bekal-bekal selama menjalani studi di Eropa tak bisa dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia lainnya.
Perlu diingat bahwa pengetahuan-pengetahuan itu juga harus dibarengi dengan karakter-karakter yang mencerminkan masyarakat Indonesia pula, terutama yang mengedepankan kepentingan bersama dan rasa kekeluargaan.
Apabila siklus macam itu terus berlanjut, Indonesia akan terus-menerus terjebak dalam tuntutan globalisasi dan MEA yang semakin hari semakin bertambah. Perlu pembenahan dari akar hingga ke pucuk masalahnya.
Baik masyarakat, pemerintah, maupun swasta, sama-sama perlu memiliki kesadaran untuk berkontribusi membangun negeri.
Memiliki mimpi setinggi langit agar mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi terbaik adalah hal yang bisa dilakukan oleh masyarakatnya. Membangun kesadaran terhadap rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia adalah salah duanya.
Ingat kata Soekarno,
“Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”