Language

Benua Biru: Bekal Generasi Muda Menghadapi Globalisasi

Last updated on 12 Apr 2025
Benua Biru: Bekal Generasi Muda Menghadapi Globalisasi

Benua Biru: Bekal Generasi Muda Menghadapi Globalisasi

Photo by Roman Fox via Unsplash

Oleh Erzawansyah

“Saya walaupun quit school, berhenti dari sekolah, bukan berarti saya berhenti belajar. Saya juga membaca terus, banyak. Saya suka cari tahu, saya suka exploring, traveling, talking to orang pintar, baca apa saja to continue knowledge.” - Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti

Belajar dan terus belajar.

Begitulah inti pesan Menteri Susi kepada generasi penerus bangsa. Bagi kita, barangkali karir Susi sudah di atas angin. Berhasil menjadi pengusaha sukses, kemudian diangkat sebagai menteri. Bila kita yang mengalaminya, besar kemungkinan kita tak kepikiran untuk terus melanjutkan sekolah.

Tak demikian dengan Ibu Susi.

Beliau sudah kepala lima. Namun, usia bukan masalah buatnya. Ia tetap berusaha mengejar paket C. Tidak lain demi membuktikan bahwa dugaan orang tentangnya yang tak lulus SMA salah besar.

Lantas, apakah dengan demikian Bu Susi meminta generasi muda bangsa Indonesia untuk mengikuti jejak beliau sepenuhnya?

Tentu tidak.

Bu Susi sekalipun menyadari bahwa saat ini, situasi dan kondisi dunia sudah berubah. Ia mengatakan bahwa saat ini pendidikan itu penting. Bahkan, beliau sendiri telah menerapkan prinsip belajar itu ke anaknya, Nadine Kaiser, yang merupakan jebolan perguruan tinggi di luar negeri.

Globalisasi dan Tuntutan Menjadi Terpelajar

Jika saja kita ingin meninjau pesan Ibu Susi lebih jauh, kita akan menemui bagaimana pesan Bu Susi tak hanya ungkapan semata.

Betul!

Meski beliau baru mendapat ijazah SMA di usia 53 tahun, wanita yang mengawali karir sebagai pengepul ikan di Pangandaran itu paham betul dengan situasi dunia saat ini.**

Hal yang paling kentara adalah tuntutan globalisasi.

Globalisasi telah merubah berbagai aspek kehidupan manusia dalam segala bidang kehidupan. Baik komunikasi, budaya, perdagangan, sosial, transportasi dan masih banyak lagi.

Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan global melalu internasionalisasi perdagangan, dan internasionalisasi pasar dari produksi dan keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang didukung oleh sistem telekomunikasi global yang semakin canggih.

Pengaruh globalisasi membuat standar untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan kian meningkat.

Apabila Indonesia tidak bisa mengimbanginya dengan mencetak generasi-generasi terpelajar, maka bisa dibayangkan bagaimana nantinya negara ini di mata dunia?

Pemuda Indonesia Songsong MEA

Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi: Indonesia telah masuk dalam babak baru, yakni Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Itu berarti, tenaga kerja di Indonesia tidak hanya memiliki saingan dari negara mereka sendiri tetapi juga dari negera-negara lain yang ada di Asia Tenggara.

Realitanya, daya saing Indonesia terbilang cukup rendah, seperti pernyataan Eko Prasetyo selaku ketua LPDP berdasarkan data setiap 1 juta warga Indonesia hanya terdapat 143 doktor. Sedangkan menurut Musliar Kasir, Wamendikbud menyampaikan bahwa jumlah doktor di Indonosia baru 75.000 orang sedangkan di negara lain seperti China sudah mencapai 500.000 orang doktor.

Indonesia tentunya harus meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam hal perbaikan fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia bangsa Indonesia agar mampu menyeimbanginya.

Kita sebagai generasi muda, merupakan aktor utama dalam memajukan Indonesia di era dimana batas-batas geografis semakin kabur ini.

Maka dari itu, menjadi terpelajar adalah hal wajib yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Haruskah Belajar ke Luar Negeri?

Untuk saat ini, memang tidak ada keharusan bagi kita melanjutkan studi hingga ke luar negeri. Kendati begitu, realitanya, tuntutan globalisasi dan daya saing antar sumber daya manusia, semakin lama akan semakin meningkat. Misal saja, dulu gelar sarjana adalah ‘barang mewah’. Tidak semua masyarakat berkesempatan untuk meraihnya.

Tapi sekarang?

Kampus-kampus bertebaran dimana-mana. Mulai dari yang ‘punya nama’ sampai yang hidup segan, mati tak mau. Penyandang gelar sarjana sudah bertaburan.

Apakah menjamin mereka mendapat pekerjaan sesuai yang diinginkan?

Data Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Maret 2018 lalu mengungkapkan, jumlah sarjana yang saat ini masih pengangguran mencapai 630.000 orang. Dan, semakin hari persaingan juga akan terus meningkat.

Bukankah itu berarti saat ini sarjana tidak lagi menjamin masa depan kita?

Oleh karena itu, memiliki nilai lebih adalah hal yang patut dipertimbangkan. Bisa saja, 5-10 tahun mendatang, penyandang gelar master bernasib sama dengan penyandang gelar sarjana saat ini. Menjamur, namun masa depan belum tentu terjamin.

Lantas, apa nilai lebih kita?

Itulah mengapa melanjutkan studi di luar negeri adalah salah satu jalan kita mendapatkan nilai lebih di mata dunia.

Bukan berarti kampus-kampus di Indonesia reputasinya buruk. Hanya saja, saat ini jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang diakui dunia jumlahnya terbatas.

Lagipula, tak ada salahnya belajar di negeri orang, karena Bu Susi saja bilang, “Ilmu bisa didapat di mana saja?” Maka, apa salahnya mencari ilmu sampai ke negeri orang?

Eropa dan Hal-Hal yang Membuatnya Jadi Destinasi Utama

Lalu, kemana kamu harus melanjutkan studi?

Dari sekian banyak kemungkinan jawaban, Eropa adalah salah satu jawaban yang paling memungkinkan untuk menjadi destinasi utama.

Banyak hal yang membuat Eropa patut dijadikan destinasi utama dalam melanjutkan pendidikan tinggi. Beberapa negara seperti Italia, Swiss, dan Belanda menjadi pilihan destinasi pendidikan yang popular bagi pelajar internasional. Italia yang terkenal dengan sekolah desain, Swiss yang popular dengan sekolah perhotelan, dan Belanda dengan universitas riset yang berstandar tinggi.

Nah bagi kamu yang berkeinginan melanjutkkan studi di Eropa, berikut kami berikan pertimbangan-pertimbangan agar kamu bisa menetapkan Eropa menjadi destinasi utama dalam melanjutkan pendidikan tinggi:

Kualitas Pendidikan

Hal utama dalam menjadikan negara sebagai tujuan utama melanjutkan studi, adalah kualitasnya. Tentu saja, berbicara kualitas, Eropa adalah salah satu yang memilikinya.

Menurut QS World University Ranking 2017/2018 banyak universitas di Eropa yang masuk dalam top 200. Bahkan, di antara 10 kampus terbaik dunia, 5 di antaranya ada di Eropa. Maka tidak berlebihan berkata bahwa kualitas pendidikan di Eropa sangat baik.

Perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa berkembang dengan sangat cepat. Finlandia merupakan negara yang didaulat sebagai pemilik sistem pendidikan terbaik di dunia pun merupakan bagian dari negara di Eropa. Serta negara-negara Skandinavia yang lain merupakan negara yang paling bahagia. Dengan begitu, sekarang mereka lebih berfokus pada sustainable energy and environment.

Tokoh-Tokoh Dunia Berasal dari Eropa

Rekam jejak Eropa sebagai pencetak tokoh-tokoh dunia sudah tak bisa diragukan. Universitas-universitas legendaris seperti Universitas Hamburg di Jerman, Oxford University dan London School of Economics and Political Science di UK telah banyak melahirkan melahirkan tokoh-tokoh hebat.

Di Indonesia sendiri, kita mengenal B.J. Habibie. Presiden ketiga Negara Kesatuan Republik Indonesia itu pernah menempuh pendidikan tingginya di Eropa, tepatnya di RWTH Aachen, Jerman. Dan kini, ia menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam perkembangan teknologi penerbangan.

Banyak juga peraih nobel dari Eropa. Ada Adam Smith dalam bidang ekonomi, Jean Paul Sartre dalam bidang sastra, sampai Marie Curie dalam bidang fisika dan kimia. Orang-orang tersebut merupakan beberapa contoh pakar ilmu dan pemenang nobel yang berasal dari Eropa.

Selain nama-nama yang disebutkan di atas, masih banyak lagi segudang tokoh dan temuannya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, berasal dari benua biru ini.

Prospek Kerja yang Bagus

Selain terkenal dengan sistem pendidikan yang sangat baik, Eropa juga merupakan tempat di mana banyak perusahaan-perusahaan besar dunia. Hal tersebut merupakan peluang yang bagus untuk para calon mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di Eropa. Keadaan tersebut menjadi jaminan hidup yang lebih sejahtera di masa mendatang.

Industri-industri besar di negara-negara Eropa pun memberi upah yang cukup tinggi bagi para pegawainya. Selain itu perkembangan tekonologi dan ilmu pengetahuan di sana juga mendorong seseorang untuk lebih berinovasi dengan kehidupannya.

Perkembangan teknologi yang cepat dan pencarian informasi yang baik mahasiswa memiliki banyak kemungkinan untuk mendapat kerja atau berusaha setelah mereka lulus. Selain itu, beberapa negara di Eropa juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja.

Mahasiswa yang memiliki waktu senggang lebih, bisa masuk ke tempat-tempat yang membuka pekerjaan. Penghasilan dari pekerjaan tersebut juga cukup tinggi berguna untuk menambah uang jajan. Mahasiswa internasional bisa bekerja maksimal 20 jam/minggu.

Standar Hidup yang Tinggi

Keuntungan lain yang bisa menjadi alasan kenapa harus kuliah di Eropa adalah standar hidup di negara-negara Eropa yang tinggi. Kehidupan sosial dan budaya yang tinggi serta pengakuan privasi yang baik merupakan kenyamanan tersendiri untuk tinggal di sana.

Ada banyak negara seperti Inggris, Perancis dan Italia yang menjunjung adat dan kesopanan dengan tinggi. Penerapan hukum di sana juga terbilang cukup bagus dengan tingkat kriminalitas yang rendah juga

Kesempatan Belajar Budaya dari Banyak Negara

Amerika luas dan kualitas pendidikannya juga tak dapat diremehkan. Namun, hal tersebut justru membatasi kita dalam hal interaksi dengan budaya-budaya dari negara lain.

Lain halnya dengan Eropa. Dengan kamu kuliah di sana, kamu juga akan memiliki kesempatan untuk mempelajari tradisi, sejarah serta budaya dari negara-negara yang ada di Eropa.

Negara-negara seperti Inggris, Jerman, Perancis dan Belanda ialah negara yang memiliki sejarah, tradisi, dan budaya masing-masing yang menarik untuk dipelajari. Bagi mahasiswa yang ingin mengisi liburannya pun akan ditawari dengan banyak destinasi wisata yang menarik.

Selain itu, beberapa negara di Eropa salah satunya Jerman memberi diskon untuk mahasiswa yang akan menikmati fasilitas seperti cinema, rumah opera, tiket teater, museum dan tempat hiburan lainnya.

Akses ke Negara Lain

Para traveler atau yang suka jalan-jalan dijamin akan betah bila tinggal atau kuliah di Eropa. Saat kamu di Eropa, kamu akan menemukan berbagai negara yang berseberangan memiliki tingkat kesejahteraan yang sama tinggi serta akses keluar masuk negara begitu mudah.

Tempat wisata yang bagus, transportasi umum yang memadai, serta didukung dengan akses ke berbagai negara antar uni Eropa yang mudah. Transportasi di negara-negara Eropa pun sangat nyaman dan jadwalnya selalu upddate melalui website-nya. Jadi kamu tidak perlu takut akan jadwal anda terganggu dengan molornya transportasi umum.

Ragam Ilmu Pengetahuan

Negara-negara di Eropa yang menjadi rujukan para mahasiswa tersebut merupakan yang terbaik dalam beberapa bidang seperti Jerman dalam bidang ekonomi dan Prancis dalam bidang seni dan sastra. Beberapa alasan lain kenapa tujuan beasiswa keluar negeri darahkan ke benua Eropa karena banyak negara di sana yang memiliki sistem pendidikan yang sangat baik daripada yang ada di benua lain yang pendidikannya tidak merata.

Dengan mahasiswa yang telah banyak belajar disana pasti akan membuat masyarakat Indonesia lebih unggul untuk menghadapi MEA.

Kuliah di Eropa Sebagai Bekal Menghadapi Globalisasi

Kualitas pendidikan yang tinggi di Eropa sudah diakui di seluruh dunia. Selain itu, kualitas pendidikan benua biru juga diakui oleh banyak perusahaan besar. Jadi lulusan universitas Eropa menjadi incaran perusahaan-perusahaan besar dunia. Apalagi jika lulusan dari perguruan tinggi terbaik di Eropa.

Jadi lulusan dari benua biru tidak perlu bingung mencari kerja, karena mereka juga memiliki bekal skill yang mumpuni dan menjadi incaran perusahaan besar.

Era globalisasi saat ini menuntut pekerja dan calon pekerja memiliki tingkat kompetensi tinggi serta sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan, lulusan dari Eropa sudah pasti memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang lancar, itu akan meningkakan nilai plus di mata perusahaan.

Latar belakang pendidikan yang baik akan mampu menunjang seseorang di mata perusahaan. Orang yang memiliki basic pendidikan di perguruan tinggi ternama akan memiliki nilai lebih, apalagi jika itu merupakan perguruan tinggi ternama yang ada di Eropa. Perusahaan akan lebih percaya dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan di benua biru tersebut mampu untuk meningkatkan efisiensi produksi perusahaan tersebut.

Hal itu karena kiblat perekonomian dan teori spesialisasi tenaga kerja terlahir disana.

Perusahaan akan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap lulusan-lulusan Eropa agar mampu berkontribusi di perusahaannya.

Kemudian, lulusan dari Eropa juga bisa membuat usaha baru dengan pengalaman yang didapatkan dari negara tempatnya belajar tentu saja membawa teknik-teknik industri yang lebih modern. Hal itu sangat dibutuhkan untuk saat ini di era globalisasi.

Biaya? Banyak Cara Menyiasatinya!

Bagi kamu yang akan melanjutkan studi di Eropa jangan khawatir mengenai biaya.

Pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan Uni Eropa dan negara-negara Eropa dalam menyediakan beasiswa. Selain itu, tersedia juga beasiswa dari pihak Swasta. Beasiswa yang dimaksud meliputi biaya kampus, biaya hidup tiap bulan, tunjangan keluarga, kesempatan belajar di universitas terbaik di Eropa dan tanpa ikatan dinas.

Di Jerman, kesempatan meraih beasiswa bisa kita dapat dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), yang mana juga terbagi ke berbagai bentuk, seperti EPOS, Doctoral & Post-Doctoral Sholarships, dan lain-lain. Sementara di Perancis, terdapat pula beasiswa Bourse du Gouvernement Français (BGF) yang setiap tahunnya memberikan bantuan kepada 300 pelajar dari Indonesia.

Kamu juga bisa menemukan kesempatan Beasiswa negara Swedia, karena kementerian luar negeri Swedia juga menyediakan beasiswa untuk pelajar asing melalui Swedish Institute. Belanda yang juga menjadi negara favorit untuk studi pun, menyediakan beragam beasiswa, baik dari pemerintahannya, maupun pihak swasta. Seperti Studeren in Nederland StuNed, Orange Tulip Scholarships (OTS), Holland Scholarships, dan masih banyak lagi.

Adapun Inggris yang juga merupakan destinasi favorit ini, juga memberikan kesempatan bagi pelajar asing untuk mendapatkan beasiswa melalui Chevening Scholarschip yang terbuka bagi 700 pelajar asing dari 160 negara.

Kesempatan beasiswa di negara-negara Eropa juga bisa kamu dapat melalui program Erasmus+ yang sejak 2004 sudah memberikan bantuan biaya pendidikan kepada lebih dari 1.200 pelajar dari Indonesia. Pemerintah Indonesia pun memberikan peluang untuk anak bangsa, dalam meraih beasiswa di luar negeri. Salah satu yang paling terkenal tentunya Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Selain Eropa sebenarnya banyak juga beasiswa ke negara-negara lain di luar Eropa. Namun tetap saja, negara-negara di Eropa memiliki nilai lebih dalam mencari pengetahuan dan pengalaman. Ketika mahasiswa Indonesia belajar di Eropa diharapkan juga untuk mempelajari hal-hal lain yang ada di Eropa.

Mereka diharapkan tidak hanya berfokus pada pendidikan formal tetapi juga fokus terhadap kehidupan sosial dan mengambil budaya-budaya yang sekiranya akan meningkatkan kualitas hidup yang ada di Indonesia.

Kuliah di Eropa demi Bangsa Indonesia

Sudah menjadi hal umum di negara ini, ketika ada seseorang yang berkuliah di luar negeri, malah tak kembali ke negara sendiri. Sesuatu yang sering dilumrahkan, meski sebenarnya tak selalu bisa dibiarkan. Amat disayangkan, apabila bekal-bekal selama menjalani studi di Eropa tak bisa dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia lainnya.

Perlu diingat bahwa pengetahuan-pengetahuan itu juga harus dibarengi dengan karakter-karakter yang mencerminkan masyarakat Indonesia pula, terutama yang mengedepankan kepentingan bersama dan rasa kekeluargaan.

Sederhananya, mengagumi negara-negara Eropa boleh saja, tapi bukan menjadikan kita lupa tanah kelahirannya.

Apabila siklus macam itu terus berlanjut, Indonesia akan terus-menerus terjebak dalam tuntutan globalisasi dan MEA yang semakin hari semakin bertambah. Perlu pembenahan dari akar hingga ke pucuk masalahnya.

Kita bisa memulainya dari kesadaran. Inilah kuncinya.

Baik masyarakat, pemerintah, maupun swasta, sama-sama perlu memiliki kesadaran untuk berkontribusi membangun negeri.

Memiliki mimpi setinggi langit agar mampu menempuh pendidikan di perguruan tinggi terbaik adalah hal yang bisa dilakukan oleh masyarakatnya. Membangun kesadaran terhadap rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia adalah salah duanya.

Ingat kata Soekarno,

“Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Maka, tidak ada yang salah dengan bermimpi melanjutkan studi ke Eropa, gudangnya kampus berkualitas dan terbaik di dunia.