Oleh Kristantinova
Bermimpi Melanjutkan Studi ke Eropa? Jangan lewatkan EHEF Indonesia 2018, pameran pendidikan tinggi Eropa terbesar di Indonesia yang paling dinanti-nanti. Segera daftarkan dirimu sebagai peserta dalam perhelatan akbar EHEF Indonesia 2018 secara GRATIS di sini.
Habis lulus kuliah mau lanjut kerja kemana?
Nanti mau kerja jadi apa?
Apa target yang ingin kamu capai dalam hidupmu?
Jika kamu menjawab ya, tenang, kamu tidak perlu merasa takut. Hal yang pertama yang harus kamu ingat adalah kamu tidak sendiri. Banyak generasi muda diluar sana yang juga merasakan hal yang sama seperti kamu.
Mungkin kamu juga sebenarnya menyadari hal tersebut, kamu merasa ini adalah tahun-tahun emas yang harus kamu manfaatkan sebaik-baiknya, tapi kamu clueless ingin melakukan apa.
Yuk kita sama-sama kupas dulu akar permasalahannya mengapa kamu bisa merasakan dilema dan kebingungan hingga di akhir nanti kamu tahu apa yang harus kamu lakukan di momen lima tahun terbaik dalam hidupmu ini.
Kuliah S2 Gratis di Jerman? Tentu bisa! Dapatkan informasinya di sini.
Sebelum masuk ke inti permasalahan, mungkin beberapa dari kalian ada yang bertanya-tanya mengapa situasi ini dapat terjadi.
Pada salah satu talkshow, Simon Sinek, seorang penulis dan motivator, menyampaikan kalau kebingungan dan dilema yang dirasakan oleh generasi muda atau yang kerap kali disebut generasi milenial saat ini disebabkan oleh 4 hal.
Apa kamu merasa orang tuamu selalu memperlakukanmu dengan spesial? Apa yang kamu kamu butuhkan dalam hidup dapat selalu terpenuhi oleh orang tuamu?
Menurut Simon, salah satu faktor yang memengaruhi muncul situasi kebingungan pada generasi milenial saat ini adalah karena faktor pengasuhan dari orang tua.
Cara pengasuhan orang tua yang cenderung selalu memenuhi keinginan anak, memanjakan anak, dan membuat anak selalu merasa spesial akan membentuk karakter atau kepribadian anak menjadi sosok yang ketergantungan dengan orang tua. Selama hidupnya, dari kecil, remaja, hingga beranjak dewasa, anak selalu diberikan fasilitas yang serba ada.
Selain men-spesial-kan anaknya, para orang tua dari generasi milenial saat ini cenderung memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak-anaknya yang mereka harapkan dapat dipenuhi oleh anak-anak mereka. Banyak yang masih menggiring anak-anak mereka untuk mengikuti jalan yang telah mereka tentukan, seperti mengambil kuliah jurusan A, berkuliah di kota B, bekerja di tempat C, dan masih banyak lagi.
Mungkin sekarang kamu masih bingung apa hubungannya cara pengasuhan orang tua dengan kebingunganmu dalam menentukan jalan hidupmu sekarang.
Cara pengasuhan orang tua ternyata bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi situasi saat ini, perkembangan teknologi juga turut andil dalam hal ini.
Tidak dapat dipungkiri, perkembangan gadget dan media sosial saat ini menimbulkan suatu efek kecanduan bagi para penggunanya sehingga mereka menjadi ketergantungan dengan hal tersebut.
Apa kamu salah satu dari banyak orang yang langsung mengecek HP mu sesaat setelah kamu bangun tidur?
Berapa kali dalam sehari kamu mengecek Instagram-mu?
HP dan media sosial telah menjadi teman dekat bagi generasi milenial saat ini. Ketika sedang bosan, maka hampir kebanyakan orang saat ini akan bermain HP, entah untuk mengobrol dengan temannya, mengecek media sosial, update status atau aktivitas, dan masih banyak lagi.
Secara tidak sadar hal ini membuat efek kecanduan bagi para penggunanya. HP dan media sosial menjadi tempat bagi generasi milenial untuk melepaskan stress serta tempat untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Dengan adanya media sosial, generasi milenial menjadi peduli dengan apa pendapat masyarakat terhadap mereka. Mereka peduli dengan jumlah likes yang mereka dapatkan dan komentar dari orang-orang setiap kali mereka posting sesuatu.
Perkembangan teknologi saat ini juga berdampak pada budaya instan yang melekat dengan generasi milenial. Jadi, selain faktor dari pengasuhan orang tua yang memfasilitasi segala kebutuhan anaknya, teknologi juga memberikan fasilitas yang instan yang memudahkan generasi sekarang untuk memenuhi keinginannya. Sebut saja, kamu mau pergi ke mall tapi tidak ada kendaraan, sudah ada aplikasi transportasi online yang dapat mengantarmu, kamu lapar tapi malas keluar rumah, kamu bisa order makanan lewat aplikasi.
Jadi, secara garis besar segala aktivitas dan kebutuhan sehari-hari generasi masa kini telah dengan mudah, cepat, dan instan difasilitasi oleh lingkungan sekitar mereka. Segala bentuk kemudahan inilah yang kemudian memunculkan faktor nomor tiga.
Dengan berbagai macam kemudahan serba cepat dan instan yang didapatkan, generasi milenial cenderung memiliki sifat yang tidak sabaran.
Mereka cenderung ingin segalanya serba cepat seperti apa yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari mereka selama ini. Sifat ini pun melekat dan terbawa hingga pada masa mereka harus lepas dari orang tua mereka dan belajar untuk hidup mandiri, masa dimana mereka harus menentukan pilihan hidup dan bekerja.
Hal yang keempat ini berasal dari lingkungan sekitar generasi milenial dimana situasinya saat ini masyarakat berusaha membatasi dan meredam kemampuan dan mimpi seseorang.
Masyarakat membentuk cara berpikir dan membuat orang bekerja hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya saja bukan untuk melakukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Hal ini bertujuan untuk membuat tatanan masyarakat yang lebih mudah dikendalikan.
Untuk info lengkap mengenai Kuliah S2 di Belanda dengan beasiswa, klik di sini.
Dampak dari hal-hal yang disebutkan diatas tadi memang baru akan terasa ketika kamu beranjak dewasa dan dihadapkan oleh berbagai pilihan-pilihan hidup, salah satunya ketika memasuki dunia kerja. Generasi milenial merasa takut dan bingung karena mereka mempunyai mimpi untuk bisa sukses tetapi lapangan pekerjaan yang tersedia tidak ada yang dapat dengan cepat mengantar mereka menggapai impian tersebut.
Mereka terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instan sehingga mereka menerapkannya dalam segala aspek kehidupan. Sedangkan dalam dunia kerja hal tersebut tidak dapat diterapkan karena proses panjang yang harus dilalui oleh setiap orang untuk bisa mencapai kesuksesan mereka.
Sifat tidak sabar dan tidak mau menikmati proses yang melekat dalam diri milenial membuat mereka kemudian bingung ingin menghasilkan uang dan sukses dengan cara apa. Banyak dari generasi milenial ini merasa takut karena dunia kerja yang berada di depan mereka terlihat tidak terstruktur seperti pada saat di sekolah atau kuliah. Banyak dari mereka yang merasa mereka mendapatkan nilai bagus semasa sekolah dan kuliah, tetapi stuck dan bingung pada saat mereka memulai lembaran baru dalam hidup mereka di dunia kerja.
Generasi milenial takut dalam mengambil keputusan karena ekspektasi dan standar orang tua mereka yang tinggi terhadap mereka. Tidak hanya itu, mereka juga semakin bingung karena mereka memikirkan pengakuan yang harus mereka dapatkan dari masyarakat.
Jadi secara garis besar, pokok permasalahan dari kebingunganmu dan banyak generasi milenial di luar sana adalah karena kamu ingin bisa menggapai impianmu dan sukses sehingga dapat memenuhi ekspektasi orang-orang di sekitarmu tetapi kenyataan yang dihadapi tidak berjalan sesuai dengan keinginanmu.
Kenali program-program beasiswa LPDP di sini.
Ingat, momen ketika kamu lulus kuliah ada momen dimana kamu memasuki lima tahun terbaik dalam hidupmu. Momen itu adalah momen dimana kamu harus mencoba banyak hal baru, mengambil resiko, melakukan apa yang benar-benar ingin kamu lakukan tanpa takut gagal.
Kamu harus menyadari bahwa semua keputusan dalam hidupmu semuanya berada di dalam genggamanmu. Kamu yang punya kendali terhadap apa yang ingin kamu lakukan.
Gary Vaynerchuk, seorang pengusaha yang sering kali menjadi pembicara mengatakan,
“Let me tell you what’s way scarier than failure, regret”
Jadi, hal kedua yang harus kamu ingat adalah: Jangan biarkan standar-standar orang di sekitarmu atau jalan kehidupan orang lain membatasi mimpi dan keinginanmu.
Lakukan apa yang ingin kamu lakukan dan jangan takut gagal, karena yang lebih menakutkan dari kegagalan adalah penyesalan. Jangan biarkan dirimu di usia 60-70 tahun nanti menyesal karena tidak melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan di masa sekarang dan terlalu sibuk memikirkan apa yang dikatakan orang lain terhadap dirimu.
Jika kamu ingin membentuk grup band, buatlah, menyanyilah! Jika kamu ingin membuka bisnis sendiri, lakukan itu, jalankan bisnismu. Lakukan apa yang hatimu inginkan karena kamu punya waktu dan tenaga untuk itu. Jangan biarkan kamu di versi yang lebih tua kelak menyesal karena sudah tidak punya waktu dan tenaga untuk melakukan hal-hal itu.
Ini bukan waktunya untuk kamu bermain aman dan menetap di zona nyamanmu atau zona nyaman orang tuamu atau zona nyaman orang-orang di sekitarmu. Kamu harus mencoba hal-hal baru.
Jangan takut dan khawatir dalam mencoba hal-hal baru. Hal yang perlu diingat adalah keuntungan terbesarmu adalah usiamu yang masih muda. Jadi manfaatkan waktumu di masa muda untuk hal-hal yang kamu benar-benar inginkan.