Oleh Nurchalimah
Kali ini kita akan mengulas cerita tentang seorang gadis cantik bernama Intan Farhana yang sukses memperoleh beasiswa Erasmus+ untuk kuliah di Finlandia. Kamu penasaran dengan cerita Intan? Simak ulasannya di sini ya!
Motivasi Intan Untuk Kuliah Di Eropa
Gadis kelahiran Banda Aceh, 22 Mei 1994 silam ini memiliki cita-cita untuk menjadi dosen. Intan merupakan anak tunggal dari sebuah keluarga yang menjadi korban Tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Kehilangan banyak anggota keluarga besar membuat psikologis Intan terguncang.
Setelah mampu bangkit dari keterpurukan karena Tsunami, Intan pun harus berpindah-pindah sekolah. Di jenjang SMP, Intan masuk ke SMP non unggulan dan di kondisi ini ia sering direndahkan orang lain. Bahkan saat ia berhasil masuk ke SMA unggulan pun, masih ada orang yang merendahkannya.
Tapi kondisi ini sama sekali tidak meruntuhkan semangat Intan untuk meraih apa yang diinginkannya. Ia tetap bertekad untuk bisa menjadi cucu pertama dari keluarga ayahnya yang bisa kuliah di luar negeri. Intan selalu ingin memotivasi diri sendiri dan juga sepupunya serta orang lain untuk tidak memikirkan di mana kalian bersekolah. Poin pentingnya adalah kita bisa belajar dan berhasil meraih mimpi.
Erasmus+ Mewujudkan Impian Intan
Karena keinginan untuk kuliah di luar negeri begitu kuat, maka Intan terus-menerus apply beasiswa ke Eropa tanpa henti. Intan pertama kali apply Erasmus+ di tahun 2013 dan tidak lulus. Lalu di pertengahan 2014, ia kembali apply beasiswa ini dengan universitas tujuan yang sama yaitu University of Turku.
Pemilihan universitas ini sebenarnya ada sedikit kontra. Teman-temannya menyarankan agar Intan memilih universitas lain yang tidak sesusah University of Turku. Tapi Intan merasa kondisi ini justru semakin membuatnya semangat. Untuk lulus di percobaan kedua, Intan fokus memperbaiki motivation letter-nya yang sebelumnya kurang ‘menjual’.
Setelah akhirnya bisa lulus beasiswa, dilema kembali menghampiri Intan. Dia diberi dua pilihan untuk mulai kuliah di semester Autumn 2015 (Agustus-Desember) atau Spring 2016 (Januari-Mei 2016). Jika mengambil semester Autumn 2015 maka saat itu Intan masuk semester 7 di Universitas Syiah Kuala. Sedangkan semester Spring 2016, maka ia sudah masuk ke semester 8.
Mengingat tidak ada mata kuliah yang sama di semester 7, akhirnya Intan memutuskan untuk masuk semester Spring 2016, meskipun ini berarti Intan harus menunggu selama 1 tahun. Di semester 7, Intan berhasil menyelesaikan semua mata kuliah dan bahkan sampai skripsi. Jadi setelah pulang dari Finlandia, Intan tinggal sidang skripsi saja.
Sistem Pendidikan di Finlandia
Pihak kampus sangat student-friendly dan lingkungannya kondusif untuk proses pembelajaran. Untuk sistem kuliahnya sendiri ada beberapa pilihan yang disediakan mulai dari kelas biasa, seminar, intensive course, reading cycles, online course dan self-study classes. Uniknya, untuk membuat otak mahasiswa tetap fresh, setiap 45 menit kuliah berlangsung maka akan ada break 5 menit.
Dari sekian banyak sistem kuliah, self-study classes merupakan yang paling berkesan. Dalam sistem kuliah ini, mahasiswa hanya diberikan 3 buku untuk dibaca dan setelah itu kita bisa memilih tanggal ujian kapanpun di tanggal yang tersedia selama semester tersebut masih berlangsung. Sistem mata kuliah ini sangat challenging menurut Intan karena kita harus mempunyai semangat sendiri untuk membaca buku, belajar, dan mengambil ujian.
Secara keseluruhan sistem pendidikan di Finlandia memang berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia. Sistem di sana lebih fokus pada proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Terbukti sistem seperti ini membuat FInlandia sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik.
Pengalaman Berkesan dari Segi Belajar
Salah satu pengalaman paling berkesan yang diperoleh Intan selama kuliah di University of Turku adalah saat mengambil mata kuliah master yaitu International Accounting. Mata kuliah ini dibimbing oleh Profesor dari Amerika. Hebatnya, saat Intan belum berangkat ke Finlandia saja, sang profesor sudah mengirimkan materinya.
Selama mengambil mata kuliah ini, Intan selalu terkesan dengan sang profesor. Beliau adalah tipikal dosen yang baik dan mudah memahami mahasiswanya. Kondisi kelas yang tidak ramai dan teman-teman sekelas yang sudah S2 semua tentu menimbulkan sedikit tekanan untuk Intan di awal. Tapi pada akhirnya Intan bisa meraih nilai bagus karena dosen mampu mengantarkan materi dengan baik dan kondisi kelas yang kondusif.
Pengalaman berkesan lain yang diperoleh Intan adalah mendapatkan surat rekomendasi dari profesornya tersebut. Karena Intan sangat mengagumi beliau, sebelum profesor tersebut kembali ke Amerika, Intan mencari kesempatan untuk bertemu dan memberikan hadiah berupa souvenir khas Aceh. Dari pertemuan ini, beliau tahu bahwa Intan ingin melanjutkan S2. Akhirnya saat akan mendaftar LDPD dan beberapa univesitas lain, Intan berhasil memperoleh surat rekomendasi dari beliau.
Pengalaman Berkesan dari Segi Sosial
Pengalaman yang cukup berkesan saat di Finlandia adalah culture shock dengan penggunaan alkohol yang cukup banyak di sana. Perbedaan ini cukup menyulitkan khususnya untuk Intan yang notabene adalah seorang muslimah. Tapi overall, Intan bisa mengatasi semua ini.
Selain itu, tinggal sendiri di negeri orang membuat Intan harus mampu mengambil semua keputusan sendiri. Kemudian fakta bahwa Intan awalnya tidak bisa memasak akhirnya mendorong Intan untuk terus belajar memasak. Pengalaman seru lainnya adalah saat Intan yang biasa tinggal di Aceh (Indonesia) yang beriklim tropis tentu suhu -30 derajat membuatnya shock. Dari sini, Intan bersyukur sekali atas apa yang dia miliki di Indonesia.
Pengalaman lainnya adalah tentang orang-orang Finlandia yang tertutup. Mereka tipikal yang sedikit bicara dan cukup sulit untuk didekati. Selama menempuh kuliah di sana, Intan memiliki beberapa teman Finlandia namun hanya 2 orang yang tergolong dekat.
Tips dan Pesan Intan Untuk Kamu Semua
Berikut ini ada beberapa tips dan pesan dari Intan untuk kamu yang ingin kuliah di luar negeri khususnya melalui beasiswa Erasmus+:
Dari kesempatan yang diperolehnya untuk kuliah di University of Turku, Finlandia melalui Erasmus+, Intan mendapat beberapa manfaat seperti membuka perspektif karena kebanyakan dari kita ‘dikurung’ dengan kemudahan yang ada.
Instagram: @intanfrhana
YouTube: Intan Farhana
Blog: intanfarhanaa.wordpress.com
*Seluruh foto adalah dokumentasi pribadi Intan Farhana