Oleh Alisha Kusuma Oceani
Pingin melanjutkan studi di Eropa? Jangan lewatkan EHEF Indonesia 2019, pameran pendidikan tinggi Eropa terbesar di Indonesia yang paling dinanti-nanti!
Surabaya 31 Oktober 2019
Jakarta 2 - 3 November 2019
Bandung 5 November 2019
Registrasikan dirimu di sini! Acara ini GRATIS!
Di Instagram interview EHEF kali ini, Rachael Abigail (Gaby) diwawancarai Alisha mengenai pengalamannya mendapatkan beasiswa Chevening.
Gaby adalah salah satu peraih beasiswa bergengsi Chevening di tahun 2018 dan akan berkuliah di University College London mulai tahun ini. Chevening Awards adalah beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Inggris untuk para profesional berprestasi dari seluruh dunia untuk mengejar gelar S2 dalam bidang apapun di universitas mana pun di Inggris. Dalam setahun berkuliah di Inggris, penerima beasiswa berkesempatan untuk berkembang secara profesional dan akademis selagi memperluas network.
Tertarik untuk mendaftar? Tunggu dulu, kamu harus tahu kisi-kisinya! Banyaknya peminat beasiswa ini membuat penyaringan untuk mendapatkan beasiswa ini sangat ketat. Pada akhirnya, hanya sekitar 10% dari yang jumlah pendaftar berhasil mendapatkan beasiswa ini setiap tahunnya. Oleh karena itu, baca artikel ini supaya kamu bisa mempersiapkan diri dan berhasil mendapatkan beasiswa Chevening!
Setiap institusi pemberi beasiswa mempunyai profil sasaran awardee yang spesifik. Untuk Chevening, mereka mencari profil penerima beasiswa yang memiliki ambisi, jiwa kepemimpinan, dan latar belakang akademis yang kuat. Dari kriteria tersebut, Gaby merasa memenuhi profil yang dicari lembaga Chevening dan mendaftarkan diri.
“Chevening menyediakan dukungan yang lengkap untuk awardeenya, mulai dari biaya kuliah hingga akomodasi. Penerima beasiswa yang dipilih juga sangat beragam dan berasal dari berbagai latar belakang dan program studi yang berbeda-beda,” jelas Gaby.
Biaya yang beasiswa Chevening biayai penuh mencakup:
Bukan hanya itu, sebagai bagian dari Chevening Scholars (sebuah komunitas penerima beasiswa Chevening), awardee mendapatkan akses ke network yang kuat dengan awardee lain dari seluruh dunia. “Aku mendaftarkan diri ke lembaga beasiswa lain, tapi jika semua beasiswa memilihku, aku bisa dengan yakin mengatakan bahwa aku akan pilih Chevening,” ujar Gaby dengan mantap.
Wah, jadi ingin mendaftar beasiswa Chevening, nih.
Untuk tahu Chevening Awards lebih lanjut, klik di sini
Gaby menghabiskan waktu kira-kira empat bulan untuk mempersiapkan seluruh kelengkapan dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftar beasiswa Chevening. Salah satu dokumen yang penting untuk dipersiapkan adalah essay. Ada empat tema besar essay yang harus ditulis:
Masing-masing dari tema essay hanya terbatas 100 - 500 kata. Karena ada keterbatasan kata, kamu harus menggunakan kesempatan yang diberikan sebaik-baiknya dalam menjelaskan pengalamanmu. “There’s a lot of things to cover with limited words. Tetapi kita tetap harus bisa menjelaskan ke pihak pemberi beasiswa that we got what it takes to be a Chevening Scholar,” jelas Gaby.
Essay yang kamu tulis harus secara spesifik menjelaskan pengalamanmu dengan konteks negara asal, yang berarti Indonesia. Tapi, harus juga kamu perhatikan bahwa pembaca tulisanmu mungkin tidak begitu mengenal pengetahuan tentang konteks sejarah dan kultur Indonesia. Oleh sebab itu, kamu harus bisa pengalaman tersebut sejelas mungkin. Gaby mengakui hal tersebut termasuk sulit dan memakan waktu. Maka, kamu harus mempersiapkan waktu yang cukup untuk kamu menulis essay tersebut agar dapat mewakili semua yang ingin kamu sampaikan.
Gaby menganjurkan agar langsung menuliskan essay dalam Bahasa Inggris, bukan menerjemahkan essay Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Kemudian, kamu bisa meminta orang-orang terdekatmu yang mahir berbehasa Inggris untuk memberikan masukan untuk essay-mu. Karena inilah, kamu harus meluangkan waktu banyak untuk membuat essay yang baik.
Baca juga:
Tidak hanya essay, surat rekomendasi harus diperhatikan matang-matang, lho! Untuk mencari kandidat pemberi surat motivasi untukmu, Gaby menyarankan untuk meminta rekomendasi dari seseorang yang benar-benar mengenalmu supaya dapat memberikan referensi kinerja dan kontribusi kerjamu secara personal dan detail. Jabatan mereka di perusahaan atau organisasi memang patut dipertimbangkan untuk mendukung kredibilitas rekomendasi mereka, tapi kedekatan kamu dengan orang tersebut tak kalah penting. “Bahasanya akan sangat berbeda jika surat berasal dari orang yang kamu kenal baik,” jelas Gaby.
Saat meminta surat rekomendasi dari atasan atau supervisor-mu, saran Gaby:
Bantu buat pointers seperti kegiatan kerja atau prestasimu saat di perusahaan/organisasi yang kamu pilih. Orang ini mungkin saja bos atau supervisor yang kamu pernah bekerja sama, atau dosenmu pada saat kamu saat kuliah. Ketika meminta surat rekomendasi, kamu bisa bantu mengingatkan mereka deskripsi pekerjaan dan kontribusimu dalam kelangsungan projek tersebut. Pointers ini akan mempermudah mereka menuliskan kinerjamu dengan detil dan personal di surat rekomendasi.
Minta tolong dari jauh-jauh hari! Kamu harus memahami bahwa orang-orang yang kamu minta tolong untuk menulis surat rekomendasi punya kesibukan masing-masing. Jadi kamu harus memberikan waktu yang cukup untuk mereka menyisihkan waktunya untuk menulis surat rekomendasi, supaya bisa menulis surat rekomendasi yang mencerminkan kinerja baik kamu juga.
Buat mapping siapa saja kandidat yang cocok untuk menuliskan surat rekomendasi. Pilih beberapa orang yang kiranya bersedia dan bisa memberikan rekomendasi kinerja baikmu. Dan siapa tahu, orang yang kamu pilih tulisannya tidak sesuai standar atau terlambat diselesaikan. Jadi, tidak ada salahnya untuk meminta beberapa orang yang kiranya bersedia untuk menulis surat rekomendasi untukmu.
Stay in touch and say thank you! Setelah meminta surat rekomendasi, jangan lupa untuk tetap membina hubungan dengan orang tersebut dan mengabarkan proses pendaftaranmu. Dengan ini, hubungan akan tetap terjaga baik dengan memberikan kesan yang baik.
*Take note ya, guys!
Chevening Awards mewajibkan pendaftar untuk memberikan hasil tes kemampuan berbahasa Inggris. Chevening menerima tes kemampuan berbahasa Inggris dari 5 penyedia, diantaranya:
Gaby memilih tes IELTS untuk membuktikan kemampuan Bahasa Inggrisnya. Saran Gaby untuk mengasah kemampuan Bahasa Inggris adalah untuk Gaby menyerap penggunaan Bahasa Inggris dari kehidupan sehari-hari seperti membaca buku Bahasa Inggris dan menonton film hollywood tanpa subtitle. IELTS juga menyediakan tes tiruan gratis untuk pendaftar sehingga bisa berlatih sebelum mengambil tes sungguhannya. “Tulis deh setiap hari, sebanyak mungkin. Set your own target misalnya dalam seminggu kamu menulis tiga essay untuk mempersiapkanmu di tes sungguhannya,” anjur Gaby.
Baca juga:
Untuk meningkatkan peluang kamu untuk mendapatkan beasiswa yang cocok kamu harus memperhatikan beberapa hal, agar kamu juga tidak buang waktu. Menurut Gaby, hal-hal ini bisa jadi acuan.
Cari beasiswa yang cocok dengan karakteristikmu sebagai mahasiswa. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, setiap institusi pemberi beasiswa memiliki kriteria atau profil penerima beasiswa tersendiri. Jadi, kamu harus pastikan bahwa kamu memenuhi kriteria atau profil yang dicari.
Pilih lembaga yang memberikan beasiswa untuk universitas yang kamu pilih. Kamu bisa saring lembaga pemberi beasiswa-beasiswa yang memberikan beasiswa ke universitas yang kamu pilih. Maka, menjadi penting untuk kamu mengulas secara dalam jurusan dan universitas yang kamu tuju berdasarkan mata pelajaran, instruktur, atau program di luar kelas. Lebih spesifik kamu mendalami universitas yang ingin kamu ambil, semakin mudah kamu untuk menyaring beasiswa yang tersedia.
Pilih lembaga pemberi beasiswa yang memberikan beasiswa untuk negara tujuanmu. Kamu juga bisa memilih negara dari universitas tersebut dan mencari lembaga pemberi beasiswa yang mencakup negara yang kamu pilih. Biasanya, beasiswa diperuntukan yang spesifik wilayah negara diberikan oleh pemerintah negara tersebut. Jadi, cek website negara-negara yang kamu cari di laman online mereka.
Beasiswa apa saja yang tersedia untuk kuliah di Eropa? Lihat daftar lengkapnya di sini!
Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Gaby, Ia sebenarnya tertarik untuk belajar lebih lanjut di jurusan Political Communication. Tapi dari pengalaman kerjanya, Ia merasa sudah cukup dengan banyak belajar secara otodidak dan mengimplementasikannya di pekerjaannya. Sedangkan, goal Gabby adalah untuk bekerja di development sector atau di pemerintahan. Menyadari bahwa Ia masih kurang pengetahuan tentang ilmu hukum dasar, Gaby memutuskan untuk mengambil jurusan Public Policy untuk melengkapi pengetahuannya agar dapat melengkapi pengetahuannya dalam bidang politik.
Untuk kamu yang mempertimbangkan untuk melanjutkan studi S2, dari pengalamannya, Gaby menyarankan untuk bekerja terlebih dahulu selama satu sampai dua tahun. Dengan ini, kamu bisa punya pandangan yang lebih jernih tentang apa yang kamu ingin lakukan di hidupmu. Kadangkala, passion-mu ternyata berbeda dengan apa yang kamu pelajari saat kuliah S1 dan pengalaman kerja akan memperkuat atau memperjelas skill yang kamu perlu kuasai.
Gaby secara langsung sempat mengalami kegagalan dalam mendapatkan beasiswa. Gaby sebelumnya mendaftar beasiswa LPDP dan Fulbright Scholarship tapi keduanya tidak sukses Ia dapatkan. “Aku mau mengingatkan kepada beasiswa hunters to not take things too personally. Kalau kamu memang niat, keep on going! Sometimes it’s not meant to be,” jelasnya. Memang, setiap beasiswa mempunyai profil awardee yang spesifik, jadi kalau kamu tidak memenuhi profil yang mereka cari, jangan berkecil hati atau menyerah. Kamu harus tetap semangat dan mencoba beasiswa yang lainnya! Do a lot of research of the scholarships you are applying.
Masih ada waktu untuk kamu mendaftar beasiswa Chevening tahun sampai 5 November 2019. Do you have what it takes? Apply yourself here