Skandinavia adalah kumpulan negara-negara yang terletak di wilayah utara Eropa. Skandinavia terdiri dari Finlandia, Islandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia. Negara-negara yang berada di semenanjung Skandinavia ini memiliki sejarah yang berkaitan dekat sehingga mereka berbagi banyak kesamaan budaya. Misalnya, Semua negara-negaranya (kecuali Finlandia) berbagi cabang bahasa yang sama yaitu Bahasa Jerman. Mungkinkah karena adanya keterkaitan budaya membuat mereka duduk di posisi daftar sepuluh besar negara-negara paling bahagia di dunia?
Inilah fakta yang paling menarik: kesejahteraan dan kekayaan mereka. Terbukti dari tahun 2012 sampai tahun ini, negara-negara Skandinavia selalu masuk ke dalam daftar sepuluh besar negara-negara yang paling bahagia di dunia berdasarkan Laporan Kebahagiaan Dunia (World Happiness Report) yang diterbitkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations), dengan urutan:
Menggunakan Laporan Kebahagiaan Dunia sebagai tolak ukur kesuksesan sebuah negara sebenarnya hal yang terbilang baru dilakukan. Penilaian menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mengukur kebahagiaan dirasa tidak sepenuhnya tepat untuk menunjukan persepsi subjektif kebahagiaan penduduk. Laporan ini juga menggali lebih dalam tentang bagaimana lingkungan perkotaan, dan alam bergabung untuk mempengaruhi kebahagiaan mereka. Laporan Kebahagiaan berfungsi sebagai acuan pembuatan kebijakan yang memberikan dampak nyata yang membuat rakyatnya lebih bahagia. Menarik bukan?
Rahasia hidup di negara paling bahagia: Pendidikan dan kesehatan yang terjamin, kepercayaan kepada pemerintah dan bisnis, dan kebebasan untuk membuat pilihan hidup.
Berikut contoh-contoh hidup sebagai warga Skandinavia:
Layanan publik seperti pendidikan, kesehatan, dan penitipan anak - Semua dibuat gratis. Seluruh warganya, dari yang berpendapatan tinggi maupun pas-pasan bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang terjamin, dan bantuan dalam membesarkan anak-anak mereka.
Pegawai yang kerja di Denmark berhak mendapatkan total 52 minggu cuti berbayar saat menjadi orang tua baru. Kebijakan ini bukan hanya berlaku untuk penduduk Denmark, tapi siapapun yang bekerja di Denmark.
Asuransi sosial ini sebagian besar berasal dari pajak pendapatan penduduk. Di tahun 2019, penduduk Swedia rata-rata membayar pajak paling tinggi di dunia, sekitar 50% dari hasil pendapatannya (Di Indonesia, presentase potongan pajak bagi golongan pendapatan paling tinggi saja hanya sekitar 30%). Kepercayaan dua arah antara pemerintah dan masyarakat membuat pemerintah memberikan kebebasan kepada rakyatnya untuk melakukan apa yang mereka rasa benar. Sebaliknya, rakyatnya mempercayai pemerintah untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingan sosial.
Di semenanjung Skandinavia, tercatat bahwa terdapat redistribusi ekonomi yang tinggi yang dilakukan oleh pemerintahnya.
Kenapa penting untuk orang-orang disekitarmu terjamin kesejahteraannya (bukan hanya kamu sendiri) layaknya penduduk Skandinavia? Ini berhubungan dengan kesetaraan ekonomi: Adanya ketimpangan pendapatan yang signifikan akan mengurangi kepuasan hidup(. Bertambahnya ketimpangan ekonomi berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi yang memburuk dan akan menimbulkan keresahan dan ketidakpuasan. Kalau ketidaksetaraan ekonomi menyebabkan tingkat persepsi terhadap keadilan dan kepercayaan terhadap pemerintah berkurang, kecemasan akan muncul, ujungnya kepuasan hidup menjadi rendah. Kesetaraan ekonomi memberikan keuntungan untuk semua lapisan masyarakat dengan membuat semua orang lebih pintar, lebih toleran, tidak mudah prejudis, dan ujungnya, akan lebih puas dengan hidup mereka. Ini artinya masyarakat akan lebih bahagia jika hidup di negara yang tidak memiliki perbedaan kualitas hidup yang ekstrim dari satu dan lainnya.
Lain kali saat kamu berpikir tentang kepuasan hidup yang seutuhnya, pikirkanlah apakah negara ini sudah memberikan akses mobilitas untuk naik tingkat sosial dan membuat kebijakan untuk redistribusi ekonomi yang cukup untuk semua orang bisa mempunyai hidup yang bahagia? Karena sudah terbukti bahwa kesejahteraan sosial akan memberikan kepuasan hidup yang seutuhnya.
Banyak yang berasumsi bahwa penyebab kesuksesan negara-negara Skandinavia untuk menduduki daftar survei kebahagiaan dari tahun ke tahun adalah penekanan waktu berkualitas untuk diri sendiri sebagai kebiasaan dan bagian dari keseharian. Sejak tahun 1970, masyarakat Denmark sudah mempopulerkan konsep hygge (baca: huuga) sebagai prinsip hidup yang mengutamakan kebahagiaan dan kenyamanan yang bisa dilakukan sendiri atau bersama orang-orang terkasih. Kebiasaan ini dipopulerkan oleh warga Denmark saat mereka mencoba bertahan dari brutal dan panjangnya musim dingin di negaranya untuk tetap bahagia. Semenjak saat itu, konsep Hygge tersebar ke negara-negara tetangganya sehingga konsep Hygge melekat pada budaya Skandinavia.
Contoh Hygge bisa ditemukan dari kebiasaan mereka meminum secangkir kopi atau teh, menikmati dessert, atau menghabiskan waktu sendiri atau dengan teman - apapun yang kita bisa lakukan untuk merasa nyaman. Sekarang, filosofi Hygge sudah meresap ke cara hidup orang Skandinavia dalam bentuk menata ruang, beristirahat, dan kultur perusahaan.
Apakah menghabiskan waktu untuk Hygge membuat warga Skandinavia malas/tidak produktif? Sebaliknya, konsep Hygge malah membuat mereka lebih terlibat, kreatif dan produktif di pekerjaan karena alokasi waktu yang disiplin. Menurut Global Productivity Report yang dipublikasikan oleh Expert Market, Norwegia adalah negara paling produktif per orangnya di Eropa. Hal ini dinilai berdasarkan Produk Domestik Bruto per kapita tahunan, jam bekerja tahunan, dan produktivitas orang per jam yang dibandingkan dengan 35 negara lainnya. Meskipun Norwegia tersebut memiliki jam kerja paling pendek dari negara yang lain, ethos bisnis dimana keseimbangan antara kerja dan hidup terbukti lebih memberikan hasil yang optimal daripada mengikat pegawai di meja kerja dengan ekspektasi produktivitas yang lebih.
Saat mereka bekerja, mereka kerja. Saat mereka Hygge, mereka akan Hygge seutuhnya.
Negara-negara Nordik (Skandinavia) telah mencapai tingkat kesejahteraan dan kebahagiaan yang sangat tinggi dengan tingkat ekonomi yang sebanding dengan negara-negara maju lainnya. Hal ini dihasilkan oleh tingkat solidaritas sosial dan perpajakan yang relatif tinggi, di samping sistem politik dan ekonomi yang menjaga kewirausahaan, otonomi dan aspirasi ekonomi negara-negaranya. Faktor-faktor ini juga menjadi kerangka kerja yang mengkatalisis dan memfasilitasi kemajuan teknologi sebagai pendorong utama pertumbuhan jangka panjang di Skandinavia.
Walaupun Model Nordik sangat mengesankan, model ini tidak semudah itu untuk bisa diterapkan di negara lain. Tantangan utama dalam mengaplikasikan model Nordik berada pada asimilasi, integrasi, peningkatan kepercayaan terhadap pemerintah, pembangunan konsensus, dan rekonstruksi institusi. Ditambah juga, negara-negara Nordik memiliki karakteristik yang unik: negara-negaranya terbilang kecil dan lebih homogen secara etnis dan budaya daripada negara maju lainnya. Kondisi ini membantu memfasilitasi tingkat kepercayaan dan kerjasama nasional yang tinggi yang membuat warganya bersedia untuk membayar pajak yang lebih tinggi dari rata-rata.
Meskipun demikian, Model Nordik tetap patut untuk dipelajari dan dibuat sebagai acuan eksperimentasi di negara-negara dimana pemerintahannya berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.